Friday, May 20, 2016

Pengertian Orientalisme Edward Said

Pengertian Orientalisme Menurut Edward Said, Orientalisme Menurut Para Ahli, Teori Orientalisme, Perkembangan kajian orientalisme, Pandangan Edward Said tentang orientalis, hubungan islam dan orientalisme

Pengertian Orientalisme

Secara bahasa Orientalisme berasal dari bahasa latin Oriens yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan terbitnya matahari, arti ini bisa di asosiasikan dengan timur yang merupakan arah dimana matahari terbit. Secara pengertian cukup beragam, Orientalism dapat dikatakan sebagai studi yang membahas dan meneliti bahasa, masyarakat dan budaya, dari timur dekat dan timur jauh (Near and Far Estern). 

Menurut Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, di buku (ensiklopedi) tersebut dapat kita temukan entri kata Orientalism, disana dijelaskan bahwa Orientalism pada awalnya adalah studi keilmuan yang membahas pada teks-teks dari bahasa-bahasa Asia, Orientalism muncul di keilmuan Eropa pada abad 18 sampai sekitar abad 20. Salah satu tujuannya adalah sebagai satu studi kritik filologis terhadap teks-teks karya peradaban Asia, hal ini dimaksudkan untuk mengungkap sisi esensial bagaimana perabadan Asia terbentuk. 

Studi ini tidak hanya  Terbentuk karena dasar pengambangan keilmuan semata namun juga karena semangat ini kaum Eropa mempunyai keinginan untuk mempelakari budaya yang berada di dunia lain (Other World), beberapa hal yang menjadi kajian utama waktu itu adalah seni, sastra dan musik. 

Pengertian Orientalism yang kemudian menjadi bias dan dimaknai secara kuasa wacana adalah karena kemunculannya berbarengan dengan gerakan kolonialisasi barat pada negara-negara timur. 

Perkembangan Orientalisme

John M. MacKenzie dalam bahwa bukunya Orientalism : History, Theory and the Arts mengatakan bahwa perkembangan makna Orientalism hingga kemudian menuai makna negatif adalah tidak lepas dari perkembangan dunia ketiga yang bebas dari jajahan dunia barat. Independensi tersebut berdampak pada transformasi makna yang menganggap terdapat perselingkungan antara wacana kaum orientalis dengan kekuasaan barat waktu itu. Jadi timbulnya makna baru pada studi orientalism merupakan konteks wacana post-kolonial dan post-nationalist.

Orientalisme dalam Pandangan Edward Said

Adalah Edward Said yang pertama kali memaknai term Orientalisme sebagai konsep yang negatif, dalam bukunya yang berjudul Orientalisme (1987). Edward Said merupakan ilmuan Amerika kelahiran Palestina, yang sangat membela eksistensi Palestina, negara leluhurnya. Edward Said meninggal pada 25 September 2003, karena menderita penyakit leukemia dan kanker darah.

Said mengkombinasi dan mengadaptasi dua konstruk teori yang berkembang di abad dua puluh untuk re-evaluasi makna orientalism.  Dia mengambil konsep wacana Michel Foucoult, dimana aparatus bahasa dengan artikulasi pengetahuan menjadi satu ekspresi dari kekuasaan (power), wacana tersebut kemudian dihubungkan dengan pemikiran Antonio Gramci tentang kultural hegemoni dimana para elit mengontrol massa dibawahnya. 
Dengan menggunakan kerangka analisa tersebut, Said berhasil mentransformasi makna Orientalisme dari sebuah studi keilmuan yang dilakukan orang barat menjadi sebuah struktur pengetahuan yang dibentuk dan digunakan untuk kepentingan ideologi barat. Said kemudian menggunakan istilah knowledge is power, untuk menyatakan bahwa pengetahuan menjadi sarana untuk mencapai kekuasaan  

Islam dan Orientalisme 

Gagasan Said tentang bagaimana dunia Timur, dalam hal ini Arab dan Islam, diringkus dalam konstruksi yang statis oleh tradisi Orientalisme yang berkembang di Barat. Dalam Orientalisme, beroperasi suatu pengandaian bahwa seolah-olah telaah sarjana Barat atas dunia Timur itu adalah telaah yang lugu, obyektif, ilmiah, tanpa ada asumsi nonilmiah yang bekerja di dalamnya. Said, menunjukkan hal yang sebaliknya: dalam Orientalisme, beroperasi suatu kepentingan yang terselubung, yaitu penguasaan dan penaklukan oleh Barat atas dunia Timur. 

Muncul perdebatan yang dipicu oleh tesis utama Said dalam Orientalism bahwa telaah kaum orientalis Barat atas dunia Arab dan Islam sebetulnya bukanlah pekerjaan yang sepi ing pamrih, dan karena itu bisa dimasukkan dalam "ilmu politis", bukan ilmu murni. Orientalisme adalah ilmu dengan kepentingan untuk "menguasai" bangsa- bangsa di luar Barat. Pena para orientalis seolah-olah sama kedudukannya dengan para serdadu, pedagang, dan pegawai pemerintah kolonial-mereka datang untuk menyerbu dan menjarah bangsa lain. 

Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon