Showing posts with label Antropologi. Show all posts
Showing posts with label Antropologi. Show all posts

Tuesday, February 14, 2017

Pengertian Apologetika Kristen

Apologetika Kristen

Menurut Syari'ah Islam, hukuman yang diberikan bagi orang murtad adalah hukuman mati. Ini berarti bahwa sangat tidak mungkin bagi sekalian orang Kristen yang berada di bawah kekuasaan umat Islam untuk menyatakan ajarannya kepada orang Islam. Seorang muslim yang pindah agama memeluk agama Kristen bukan saja mendapat hukuman mati yang membahayakan dirinya, bahkan mungkin harus menerima balasan untuk memusuhi masyarakat Kristen. Jadi ada kebijakan orang Kristen untuk harus hati-hati apabila mereka melakukan diskusi-diskusi keagamaan dengan orang Islam. Dalam kasus murtad ini khalifah mengajukan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab oleh Timothy. Dengan cara yang sama, dalam karya-karya ringannya John terdahulu di Damascus yang mempertimbangkan bahwa orang Islam akan mengajukan masalah-masalah, sungguhpun orang Kristen telah diberi nasehat bagaimana mereka harus memberi jawaban.


Dalam karya-karya Yunani dari John di Damascus, selain dua versi "Diskusi antara seorang Kristen dan seorang Saracen" yang telah ditunjukkan, orang Islam dimasukkan ke dalam orang-orang kafir Kristen. John di Damascus menjabat kedudukan administrasi pemerintahan di bawah kekuasaan khalifah-khalifah Bani Umayah, dan dapat dibayangkan bahwa John ini lebih banyak mengerti tentang Islam ketimbang kenyataan yang diperolehnya. Dia menganggap Sarakenoi atau orang-orang golongan Ismailiah sebagai telah dibawa kepada kemusyrikan oleh nabi yang salah, Muhammad, yang mendapatkan ide-ide menggelikan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta dari rahib bangsa Aria.

Dia katakan hanya ada satu Tuhan, Yang Maha Menciptakan segala sesuatu yang ada, Yang tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dia berkata bahwa Kristus adalah Firman (logos) Tuhan dan Ruh-Nya, makhluk yang diciptakan dan hamba yang mengabdi kepada-Nya. Bahwa Yesus lahir dari rahim Maria, saudara perempuan Musa dan Harun, tanpa benih dari orang lelaki (tanpa bapak). Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuhnya, namun bayang-bayangnya disalibkan, sebab Tuhan mengambilnya sendiri karena Dia mencintai Kristus. 

Selanjutnya dia mengatakan bahwa pengikut-pengikut Muhammad tidak dapat membuktikan bahwa Muhammad itu seorang nabi dengan menunjukkan bukti-bukti kenabian atau menunjukkan keajaiban-keajaiban mu'jizat yang ada padanya. Mereka menyebut umat Kristen sebagai orang-orang "asosiasionis" (hetairiastai) sebab mereka menjadikan sekutu Tuhan, dan mereka mempertahankan ayat-ayat Bibel untuk mengabsahkan pandangan-pandangan Kristen yang telah ditambah-tambah dari aslinya, baik oleh orang-orang Kristen sendiri maupun oleh orang- orang Yahudi. Dalam menanggapi tuduhan bahwa umat Kristen menyembah dan menyucikan salib, dia tegaskan bahwa umat Islam itu menyembah batu hitam (hajar aswad) di Ka'bah. Sejumlah pandangan sepele yang lain itu sebenamya tidak ada sama sekali manfaatnya kecuali sia-sia belaka. Kesemua ini hampir menjadi pertimbangan Islam yang tidak sahih dari sudut pandang obyektif, namun dapat dilihat sebagai persepsi yang sahih bagi umat manusia yang membela diri untuk menolak tekanan-tekanan yang mungkin terjadi atas mereka dari kolonialisme Islam. Barangkali ada baiknya untuk dicatat bahwa sebagian besar materi yang didiskusikan baik dalam pertimbangan ini maupun dalam "diskusi dengan seorang Saracen," dimanapun berada orang Islam itu tetap akan menyerang orang Kristen.

Tak lama setelah masa John di Damascus membanjiri literatur Kristen di Arab, secara khas bersifat apologetik. Kesemuanya ini dibutuhkan di sini dalam rangka memahami sebagian kecil topik-topik yang dibicarakan dan argumen-argumen yang dipakai. Banyak argumen dalam "diskusi" John di Damascus tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kekuasaan Tuhan dan kehendak bebas manusia. Orang Saracen ingin bersiteguh dengan pendirian bahwa Tuhan menciptakan semua yang ada di dunia ini, baik dan buruk. Sementara orang Kristen membatasi aktifitas kreatif Tuhan dengan enam hari yang pertama. Salah satu argumen orang Kristen adalah apabila baik dan buruk itu berasal dari Tuhan, maka pencuri, pezina dan orang yang mati sahid harus dikatakan berasal dari kehendak Tuhan dan orang tadi tidak boleh dihukum. Argumen ini membawa pertanyaan, apakah Kristus itu menerima nasib penyaliban itu dengan suka rela, karena apabila Kristus menerima dengan suka rela oleh kehendakNya sendiri (dan kehendak Tuhan), maka orang-orang Yahudi itu harus sama-sama dipuji. Ada pernyataan ringkas tentang persoalan ini dalam diskusi Timothy dengan khalifah. 

John di Damascus sadar bahwa di dalam Al-Qur'an, Yesus (Isa) disebut-sebut sebagai "firman" (kalimah) Allah dan ruh yang berasal dari-Nya. Dia mcmbantah bahwa karena Isa itu adalah firman Allah maka harus berarti bahwa Isa itu bukan makhluk dan juga bersifat ketuhanan. Ketika orang Saracen menjawab bahwa semua firman Tuhan itu bukan makhluk dan tidak diciptakan namun tidak berarti tuhan-tuhan. Lalu John mencoba membedakan antara Yesus sebagai firman atau logos Tuhan dan firman Tuhan di dalam kitab suci (graphe), yang dinyatakannya dengan terma rhemata. Memang masalah ini rumit ketika orang Saracen memperkenalkan kalimat "firman" (logia) Tuhan, dan John terpaksa mengatakan hal ini harus dipahami secara metaforis bukan secara harfiah. 

John di Damascus menunjukkan ketidaksadaran umat Kristen yang dituduh menyembah tiga Tuhan dan menyatakan bahwa Yesus sebagai firman dan ruh. Kendatipun demikian, Timothy dan para penulis Kristen yang lain mengidentifikasi Firman dan Ruh sebagai dinyatakan di dalam Al-Qur'an dengan hipotases kedua dan ketiga dalam Trinitas. Kata Arab uqnum hanya dipakai untuk hipostasis dalam ajaran Trinitas. Timothy lalu terus membantah kalau Firman dan Ruh Tuhan itu harus bersifat kekal abadi, karena Tuhan tidak akan mungkin dapat bertitah tanpa Firman dan Ruh. Lebih lanjut, Timothy mencoba menjelaskan bagaimana yang tiga itu dapat menjadi satu Tuhan dengan cara memperbandingkan ketiganya itu dengan anak (atau globenya), cahayanya dan panasnya, atau memperbandingkan seorang lelaki yang mempunyai tanda-tanda kehidupan, rasional dan kematian. Setelah zaman Timothy, para ahli kalam muslim mendiskusikan atribut-atribut ketuhanan secara panjang lebar. Sementara itu para penulis Kristen mencoba berusaha memanfaatkan hal ini dengan mengidentifikasi hipostases dengan atribut-atribut seperti wujud, ilmu dan hayat. 

Maka tak pelak lagi ada isu penting yang muncul adalah apakah Muhammad itu nabi? John di Damascus menolak isu Muhammad sebagai nabi, namun menyebutnya sebagai pseudoprophetes (nabi palsu) dan menegaskan bahwa penegasannya itu tidak didukung oleh kemu'jizatan maupun oleh kesaksian kenabian sebelumnya. Namun begitu, dalam beberapa halamannya Timothy merumuskan pernyataan untuk mengakui bahwa Muhammad "berada di jalan nabi-nabi", walaupun sebelumnya dia katakan sudah tidak ada lagi nabi setelah Yesus kecuali Eliyah, dan, ketika menyatakan apabila Al-Qur'an itu benar dari Tuhan, maka harus dikatakan kenabian ini bukan tugas baginya untuk memutuskan, walaupun sebelumnya menambahkan bahwa kenabian itu tidak didukung oleh mu'jizat-mu'jizat. 

Friday, October 7, 2016

Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Pengertian Antropologi

Pengertian Antropologi - Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.

Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :

1. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

2. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

3. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

4. E. A. Hoebel
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan kerjanya.

Fase – Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Fase perkembangan antropologi terdiri dari: 

1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2. Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.

Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.


4. Fase keempat ( setelah tahun 1930’an)


Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

Ilmu-Ilmu Bagian Dari Antropologi


1. Paleo-antropologi
2. Antropologi fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
Paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik dalam arti luas.
Etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut antropologi budaya.

Konsep Dasar Antropologi


Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.

Mengenai kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :

Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.

Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap.

Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa
10. Lambang

Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.

Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak. Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.

Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.

Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.

Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera. Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.

Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar. Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik. Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Semua itu mempunyai makna masing-masing. Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada terbuat dari napa tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan. Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.

Pengertian Antropologi, Ilmu Antropologi, Antropologi Politik

Teori Politik - Antropologi berasal dari kata yunani antropos, yang berarti “manusia atau orang”, dan logos yang berarti studi (ilmu). Jadi, antropologi merupakan disiplin yang mempelajari manusia berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti- hentinya.

Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat. Antropologi juga mempelajari manusia sebagai mahluk biologis sekaligus mahluk social. Ilmu ini lahir atau muncul dari keterkaitan orang- oang eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berada di eropa. Antropologi mirip sosiologi apabila antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerh yang sama, sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Ada dua sisi holistik dalam antropologi yang meneliti manusia pada setiap waktu dan setiap waktu dan setiiap dimensi kemanusianya. Arus utama inilah yang secara teradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusian lainya, yang menekankan pada perbandingan budaya antara manusia. Antropologi memberi lebih banyak kejelasan tentang sifat manusia dari pada ilmu- ilmu budaya lainya. Sisi ini banyak di perdebatkan dan menjadi kontropersi sehingga metode anteropologi sering dilakukan pada pemusatan penelitin pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.

Disiplin anteroppoologi merupakan peroduk pemikiran barat yang relatip baru. Akan tetapi, perkembangan ilmu ini relatip lamban akibat keterbatasan tekhnologi yang di miliki manusia. Hal lain yang menyebabkan kkelambanan perkembangan antropolog adalah kegagalan bbangsa eropa dalam memandang bahwa mereka dan bangsa- bangsa lain memiiki sifat kemanusiaan yang sama. Mereka masaih menganggap penduduk di luar bangsanya sebagai ”biadap atau bar bar”. Baru pada ahir abad 18, mereka menyadari keanekaragaman manusia atau perilaku manusia yang di anggap biadab itu justru membantu mereka memahhamip diirinya sendiri.

Pengertian Antropologi, Ilmu Antropologi, Antropologi Politik

1. Definisi antropologi menurut para ahli


Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian antropologi menurut para ahli, antaralain yaitu:

a. William A. Havilan: antropologi adalah setudi tentang manusia ynag berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manuusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkkap tentang keanekaragaman manusia.

b. David hunter: antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingin tahuan yang tidak terbatas tentang manusia.

c. Koentjaraninggrat: anteropologi adalah imu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka waarna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang di hasilkan.

2. Ruang Lingkup Antropologi


Secara khusus antropologi terbagi kadalam lima subilmu yang mempelajari:
  1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis.
  2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia.
  3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaaan manusia.
  4. Masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan diseluruh dunia.
  5. Masah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.


Secara makro antropologi dapat dibagi menjadi kedalam dua bagian yakni:

a. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies).

b. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga yaitu: arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa dimana makna diciptakan dan diuj sebelum digunakan masyarakat manusia.

Saat ini kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun:
  1. Pertimbangan politik, dimana para antropolog terjebak dalam kepentingan politik .
  2. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
  3. Menyankut bahasa dalam antropologi budaya.
  4. Prefensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi.


Seperti yang telah dikemukakan di atas cabang antropolgi budaya ini dibagi menjadi tiga bagian , yakni: arkeologi, antropolgi linguistik, dan etnologi.

a. Arkeologi
Arkeologi merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.

b. Antropologi linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhlu yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia dapat berbicara, berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.

c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahannya pun terpusat pada perilaku manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.

Secara keseluruhan, yang temasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi dan antropologi sosial.

1) Antropologi Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan baranng dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi .

2) Antopologi medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi.

3) Antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam pemikiran, nilai, dan kebiasaaan sosial.

4) Antropologi Social
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dalam kajiannya, antropologi sosial mendiskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.

3. Tujuan Dan Kegunaan Antropologi


Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menerapkan ilmu antropologi dalam berbagai tindakan dan interaksi. Untuk lebih jelasnya tujuan dari antropologi adalah:

1. Tujuan Akademis
Antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.

2. Tujuan Praktis
Antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.

Adapun kegunaan antropologi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari antaralain yaitu:

1. Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
2. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
4. Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
5. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.

4. Konsep-Konsep Dasar Antropologi


Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat sama persis atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama. Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:

1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia.
2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi.
3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai dan kelakuan.
4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.
5. Kelompok kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan.
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
7. Kelompok kebudayaan sebagai system symbol.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi, diantaranya:

a. Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.

b. Evolusi
Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir meeka.

c. Daerah Budaya (Culture Area)
Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya. Menurut definisi di atas, suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir, sekeliling daerah pusat pertumbuhan tersebut.

d. Enkulturasi
Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

e. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul .dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).

Menurut Everett M. Rogers proses difusi sangat erat hubungannya dengan empat elemen yaitu:

1. Sifat inovasi.
2. Komunikasi dengan saluran tertentu.
3. Tentang waktu.
4. Tentang sistem sosial warga masyarakat.

f. Akulturasi

Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

g. Etnosentrisme

Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain, inilah yang disebut dengan etnosentrisme.

h. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.

i. Ras dan etnik
Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi (fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khas yang disebabkan oleh faktor hereditasatau keturunan.

Sedangkan etnik menurut Marger are groups within a larger society that display a unique set of cultures traits. Jadi, dalam kajian etnik lebih menekan kan sebagai kelompok sisial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik.

j. Stereotip
Stereotip (stereotype) adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu stereos yang berarti solid dan tupos yang berarti citra atau kesan. Suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk sulit diubah.

k. Kekerabatan (Kinship)
Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya Kinship and Marriage (1969) merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi kerabat (kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan (descent) dan aturan-aturan perkawinan.

l. Magis
Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B Tylor dalam Primitive Culture (1871) merupakan ilmu pseudo dan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggrogoti umat manusia.

m. Tabu
Istilah tabu berasal dari bahasa Polinesia yang berarti terlarang. Secara spesifik, apa yang dikatakan terlaranag adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang suci (misalnya, persentuhan dengan ketua suku) dan yang cemar (mayat).

n. Perkawinan
Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai budaya masing-masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis (walaupun kaum lesbi pun terjadi, namun itu bagian kasus) yang dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan dalam memulai hidup baru dalam hidup berpasangan.

5. Impelementasi Antropologi Dalam Masyarakat


Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang dirangkai oleh selat, dan keadaan geogafisnya tidak merata. Faktor geografis suatu daerah sangat berpengaruh pada jaringan komunikasi dan transportasi antar daerah maupun pulau. Khususnya di daerah yang dikelilingi hutan belantara dan pegunungan yang tinggi akan menghambat proses informasi, sehingga akan berpengaruh pada pengetahuan penduduk di sekitar. Selain faktor geografisnya, di masing-masing daerah memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, sistem nilai, budaya yang berbeda. Misalnya: suku jawa, sunda, madura, dayak, minang, batak dan sebagainya. Sedangkan dari ras polynesia yang mendiami Indonesia bagian timur, misalnya: Ambon, Timor, Irian Jaya. Keragaman budaya tersebut telah memberikan pengaruh terhadap hubungan sosial masyarakat, sistem pendidikan, mata pencaharian, dan pola berfikir manusia.

Misalnya kebutuhan akan makan. Makan adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Tetapi bagaimana kebutuhan itu dipenuhi; apa yang dimakan, bagaimana cara memakan adalah bagian dari kebudayaan. Kebudayaan yang berbeda dari kelompok-kelompoknya menyebabkan manusia melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda. Contohnya adalah cara makan yang berlaku sekarang. Pada masa dulu orang makan hanya dengan menggunakan tangannya saja, langsung menyuapkan makanan kedalam mulutnya, tetapi cara tersebut perlahan lahan berubah, manusia mulai menggunakan alat yang sederhana dari kayu untuk menyendok dan menyuapkan makanannya dan sekarang alat tersebut dibuat dari almunium. Begitu juga tempat dimana manusia itu makan. Dulu manusia makan disembarang tempat, tetapi sekarang ada tempat-tempat khusus dimana makanan itu dimakan. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Proses perubahan tata cara makan tersebut merupakan terjadi dari proses belajar sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang dinilai baik dan berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pendidikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi landasan antropologi, adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan kurikulum.

2. Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.

3. Pemberian Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis, berhitung, memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi.

Evaluasi:

Setelah mempelajari materi konsep dasar antropologi ini, coba kalian jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1) Jelaskan apa itu ilmu antropologi!
2) Jelaskan bagaimana menerapkan ilmu antropologi dalam kehidupan sehari-hari!
3) Berikan contoh penerapan ilmu antropologi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman kalian masing-masing!
4) Jelaskan manfaat mempelajari antropologi berdasarkan pengalaman kalian masing-masing!