Saturday, October 21, 2017

Pemikiran Politik John Calvin (Calvinisme)

John Calvin lahir di Noyon, Picardy, Perancis tahun 1509 yang merupakan tokoh reformasi Protestan. Saat lahir ia berkewarganegaraan Perancis, tetapi sebagian besar hidupnya dihabiskan di Switzerland. Ibunya wafat ketika ia masih kecil. Ayahnya kurang suka terhadap anak-anak, kemudian mengirimkan Calvin kepada temannya yang seorang bangsawan. Calvin menimba ilmu pendidikan di universitas Paris serta mendalami kajian hukum di Orleans yang merupakan tempat dimana ia dipengaruhi pengikut Luther.

Pada usia 25 tahun (1534) ia pergi ke Switzerland, tinggal di Bosel lalu kemudian menetap di Genewa. Pada tahun 1541 ia mulai aktif  sebagai penginjil. Calvin meninggal pada tahun 1564, pada usia 59 tahun akibat penyakit asma dan dyspepsia (gangguan pencernaan) yang dideritanya.

Calvin telah menaruh dasar-dasar teologis, filosofis dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan dan Eropa. Calvinisme sangat berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Eropa modern. Calvin merupakan salah satu fondasi doktrinal terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di abad modern.

Pemikiran John Calvin menjadi basis teologis tentang takdir (predestination). Menurut Calvin takdir manusia telah ditentukan oleh Tuhan. Siapa pun tidak dapat mengubahnya, bahkan pastor sekalipun. Nasib manusia sepenuhnya ditentukan oleh ibadahnya dan Tuhan. Menurut Calvin, manusia tidak lebih hanya wayang dalam kehidupannya di dunia ini. Tuhanlah yang menjadi dalangnya.

Doktrin takdir John Calvin ini  hamper memiliki banyak kesamaan dengan konsep takdir Augustinus, yang memiliki asumsi dasar bahwa semua manusia berdosa itu akibat kejatuhan dosa Adam. Menurutnya, adanya ‘dosa warisan’. Menurut doktrinnya, semua manusia berdosa secara alamiah. Manusia telah terkutuk semenjak lahir. Meski demikian, menurut Calvin manusia bisa saja selamat seandainya mendapat rahmat Tuhan (Grace Of God). Manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat amal baik dan hidup asketis demi keagungan Tuhan.

Manusia juga dituntut untuk berjuang tanpa henti untuk melawan nafsu hewaninya. Calvin mengingatkan bukanlah untuk menjadi monastic (jadi biarawan/biarawati). Ujian keselamatan selalu ada setiap hari, Calvin mengingatkan agar manusia memiliki kemampuan untuk menghadapi ujian hidup setiap saat.

Asketisme Protestan Calvin selalu mengajarkan orang perlu kaya dan tidak harus takut terhadap kekayaan. Kekayaan itu sendiri tidaklah mengakibatkan dosa bagi pemiliknya, yang menimbulkan dosa adalah apabila kekayaan itu diperoleh dengan cara yang haram, digunakan untuk foya-foya dan senang-senang. Menurut Calvin juga, sumber segala dosa adalah perbuatan menyia-nyiakan waktu. Calvin anti sakramen suci. Sakramen-sakramen suci dalam katolisme menurut doktrin takdir Calvin tidak bisa memberi keselamatan. Sebab doktrin anti sakramen ini telah menghapus berbagai kepercayaan magis dan mitos-mitos keagamaan yang berlangsung selama beberapa abad. Weber berpendapat bahwa doktrin anti sakramen Calvin jauh lebih memperkuat semangat individualisme. Kaum puritan pun menolak semua upacara keagamaan di kuburan; mengubur orang yang dicintai tanpa lagu-lagu pujian dan sakramen penyelamatan. Manusia diposisikan bisa langsung berhadapan dengan Tuhan tanpa perantaraan gereja atau pemuka agama. Ajaran Calvinisme hampir mirip dengan Lutheranisme terutama tentang doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci dan monoteisme menunjukan pengaruh Luther terhadap Calvin. Lalu yang kedua Calvin mendapat inspirasi ajarannya ini dari Nabi-nabi Hebrew dan alkitab, serta ada hipotesis yang menyebutkan sumber –sumber ajaran Islam. Menurut Nurcholis Madjid, pemikiran Islam telah lama msuk ke Eropa seperti Jerman, terbukti adanya banyak tulisan Goethe.

Bukti lainnya terlihat dalam doktrin takdir Calvin. Tentang rahmat Tuhan dalam kaitannya yang mengajarkan bahwa nasib manusia telah ditentukan Tuhan. Jika orang yang telah mati masuk surga karena   Tuhan, bukan semata-mata karena kebajikannya. Maka manusia harus percaya takdir Tuhan. Ia juga harus bekerja keras. Calvin mengembangkan etika Protestan yang digunakan dasar timbulnya kapitalisme. Dalam agama protestan Calvin muncul ajaran bahwa seseorang sudah ditakdirkan sebelumnya untuk masuk ke surga atau neraka. Orang tidak mengetahui akan hal ini. Manusia menjadi cemas dan tidak senang akan ketidakjelasan nasibnya.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah mereka akan masuk surga atau neraka adalah tergantung dari hasil kerjanya di dunia ini. Kalau seseorang berhasil dalam kerjanya di dunia ini maka hampir dapat dipastikan ia akan masuk surga setelah mati nanti. Namun sebaliknya, apabila kerjanya gagal selama di dunia, maka dapat dipastikan bahwa dia akan masuk neraka. Karena adanya kepercayaan ini membuat para penganut agama Protestan Calvin bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Mereka bekerja tanpa pamrih, artinya mereka bekerja bukan untuk mengumpulkan material, melainkan terutama untuk mengatasi kecemasan. Oleh Weber disebut sebagai Etika Protestan.

orang –orang ini pun akan menjadi kaya karena keberhasilannya, tetapi ini adalah produk sampingan yang tidak disengaja. Mereka bekerja keras untuk pengabdian agama mereka, bukan untuk mengumpulkan harta. Namun, kemudian hal ini menjadi faktor sebaliknya. Etika protestan inilah yang menjadi faktor utama bagi munculnya kapitalisme di Eropa. Calvinisme kemudian menyebar ke Amerika Serikat dan di sana pun berkembang kapitalisme yang sukses. Ajaran Calvin ini kemudian diteliti Weber dalam studi pertamanya yang meneliti hubungan antara agama dan pertumbuhan ekonomi.

Gerakan reformasi protestan Luther dan Calvin menyebabkan dampak sosial politik terhadap Eropa dan negara-negara Barat pada umumnya. Reformasi Protestan mengakibatkan tercabik-cabiknya Western Christendom menjadi negara-negara nasional kecil tanpa memiliki ‘pusat kekuasaan’ atau ‘gembala politik’ seperti lembaga kepausan Roma.

Gerakan reformasi menumbuhkan benih-benih gerakan demokratisasi politik. Gerakan reformasi telah menumbuhkan kesadaran individual akan pentingnya hak-hak politik dan kebebasan individu.  Dapat dikatakan reformasi ini merupakan awal lahirnya gagasan demokrasi yang dijiwai oleh etika-etika dan nilai-nilai keagamaan. Reformasi ini juga bertanggung jawab terhadap intoleransi dan perang-perang saudara dan agama di barat yang berlangsung selama berabad-abad. Pertikaian penganut Calvinisme dan katolik  menyebabkan timbulnya gerakan anti historical christianity agama kristen yang termanifestasi oleh sejarah). Akibatnya jadi bnayak karya seni, patung, lukisan yang berbau katolisme dihancurkan oleh kaum protestan atas nama Tuhan dan agama. Reformasi ini mengakitkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-sekte kecil; Lutherisme, Calvinisme, Angelicaisme, Quakerisme, Katholikisme. Skotlandia, Belanda, Switzerland dan Perancis menganut Calvinisme, sedangkan negara Eropa yang lainnya seperti Spanyol dan Italia tetap menganut katolisme (Ortodoks).

Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon