Marketing politik merupakan serangkaian aktivitas terencana, taktis,
berdimensi jangka panjang dalam menyebarkan makna politik
kepada pemilih (Nursal, 2004). Tujuannya untuk membentuk dan menanamkan
harapan, sikap, keyakinan, dan orientasi perilaku pemilih, agar menjatuhkan
pilihannya pada kandidat atau partai tertentu secara konsisten.
Layaknya pemasaran dalam ilmu ekonomi,
dimana pola komunikasi terbagi menjadi dua yakni produsen dan konsumen. Ilmu
marketing merupakan cara bagi produsen untuk meyakinkan konsumennya
(masyarakat) untuk memilih produk yang dipasarkannya, Maka dalam hal ini pola
komunikasi yang aktif menjadi kunci dalam kesuksesan pemasarannya. Begitupun
dengan strategi marketing politik yang dijalankan oleh seorang komunikator
politik harus piawai dalam menentukan dan memikat hati pemilih sehingga
mendapat dukungan masyarakat.
Bruce I. Newman dan Richard M Perloff
dalam tulisannya Political Marketing : Theory, Research, amd Aplication
yang dikutif Prisgunanto (2008) mendefinisikan marketing politik sebagai
aplikasi prinsip-prinsip pemasaran dalam kampanye politik yang beraneka ragam
individu, organisasi, prosedur-prosedur dan melibatkan analisis, eksekusi dan
strategi manajemen kampanye oleh kandidat atau partai politik untuk mengarahkan
opini publik (Cangara, 2009).
Dalam konteks aktivitas politik,
pemasaran politik yang dimaksudkan adalah penyebarluasan informasi tentang
kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh aktor politik melalui
saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan kepada sasaran tertentu
dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan dan perilaku pemilih sesuai
keinginan komunikator.
Dari definisi diatas, dapat terlihat
jelas bahwa marketing dalam aktivitas politik memiliki peranan penting,
khususnya dalam membangun pola komunikasi antara politikus atau institusi
politik dengan konstituennya. Marketing dalam arti filosofis adalah
mekanisme pertukaran ide antara dua belah pihak atau lebih. Antara kontestan
atau politikus dengan konstituen terdapat pertukaran ide, gagasan, ideologi dan
program kerja. Politikus dan partai politik mencoba menyusun program kerja yang
sesuai dengan harapan masyarakat, selain itu program kerja juga perlu
dikomunikasikan dan mendapat umpan balik (feedback) dari masyarakat,
sehingga terbentuk hubungan yang relasional (Firmanzah, 2012).
Akan tetapi marketing politik
bukanlah konsep menjual partai politik atau politikus kepada pemilih, namun
sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah partai politik dan politikus
dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual, konsep
permanen yang dilakukan secara continue dalam membangun kepercayaan
publik, melalui hubungan relasional yang panjang bukan hanya saat pemilu semata
(Andrias, 2013).
Hubungan dua arah ini disebut dengan
hubungan iterasi sebagaimana dikemukakan oleh Giola dan Chittipeddi (dalam
Firmanzah, 2012) dimana kedua belah pihak terlibat untuk membangun pemahaman
bersama yang membentuk pola komunikasi yang disebut dengan istilah sense-making
dan sense-giving politik. Berikut gambaran bagan pola komunikasi
iterasi :
Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa marketing politik adalah bagaimana mengemas pencitraan,
kepribadian seorang tokoh politikus yang berkontestasi dalam pemilihan umum
kepada masyarakat luas untuk mendistribusikan nilai (value) politis,
orientasi visi, program populis, dan menciptakan harapan dan keyakinan di masyarakat
untuk memilihnya berdasarkan kepercayaan permanen (loyalitas).
Penulis : Yoghi Kurniawan Prathama,
S.IP.
Daftar Bacaan:
Andrias, Ali. 2013. Partai Politik dan Pemilukada
(Analisis Marketing Politik dan Strategi Positioning Partai Politik dalam
Pemilukada Kab,Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol.1
No.3 : 352-372.
Firmanzah, (2012). Marketing Politik (Antara Pemahaman
dan Realitas).Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
_________,( 2011). Mengelola Partai Politik
(Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta
:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik (Konsep,
Teori, dan Strategi). Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Nursal, Adnan. (2004). Political Marketing: Strategi
Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD,Presoden.Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka
Baca Juga : Bauran Marketing Politik (Marketing Mix)
3 comments
mantap gan (y) semangat terus gan
Nice artikel, sangat membantu tugas kuliah (y)
marketing politik pada intinya harus menjalin komunikasi antara calon dan konstituen pasca terpilih, bukan hanya sebelum terpilih. karena keberlanjutan komunikasi adalah buah dari marketing politik yang benar
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon