Bauran
Marketing Politik merupakan penerapan konsep pemasaran dalam
ilmu ekonomi yang diterapkan dalam ilmu politik. Secara proses, marketing politik masih mengikuti alur yang
terdapat dalam marketing komersial, maka dari itu konsep 4P (product,
promotion, price dan place) bauran marketing berlaku
dengan sendirinya. Proses marketing politik menurut Niffenneger (dalam
Firmanzah, 2012) terlihat seperti bagan dibawah ini:
Sumber: Niffenneger
(dalam Firmanzah, 2012)
Dari bagan diatas, dijelaskan bahwa sebuah proses
pemasaran harus digerakan oleh empat elemen utama, yakni:
1. Product
Makna product dalam marketing politik
adalah apa yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks,
dimana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai atau politikus terpilih
dalam pemilihan umum. Niffenegger (dalam Firmanzah, 2012) membagi produk
politik kedalam tiga kategori yakni platform partai, catatan
masa lampau, dan ciri pribadi. Produk utama dari sebuah institusi
politik adalah platform partai, dan program kerja sebuah institusi
politik. Selain itu, apa saja yang telah dilakukan partai politik di masa lalu,
berkontribusi atau tidak dalam pembentukan produk politik. Dan akhirnya,
karakteristik atau ciri seorang pemimpin atau politikus memberikan citra,
simbol, dan kredibilitas produk politik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Butler dan Collins (dalam
Firmanzah, 2012) yang menyatakan adanya tiga dimensi penting yang mesti
dipahami dari sebuah produk politik, (a) person/party/ideology,
(b) loyalty, dan (c) mutability (bisa
berubah-ubah). Partai politik akan menilai dan menimbang kandidat, partai
politik, dan ideologi mana yang kiranya akan berpihak dan mewakili suara
mereka.
2. Promotion
Promosi adalah usaha yang dilakukan untuk menarik
perhatian konsumen atau pemilih melalui teknik-teknik komunikasi, baik melalui
media massa cetak atau elektronik maupun komunikasi antarpribadi. Dalam konteks
komunikasi politik, promosi sering kali dihubungkan dengan istilah kampanye.
Promosi atau kampanye memegang peranan penting, bukan saja dalam memasarkan
partai politik beserta program dan visinya, tetapi juga kandidat yang diusung
partai politik dalam kontestasi pemilu (Cangara, 2009).
Salah satu cara yang paling efektif dalam promosi
institusi politik adalah dengan selalu memperhatikan masalah penting yang
sedang dihadapi oleh masyarakat dimana institusi politik itu berada. Dengan
demikian, publik akan selalu merasakan kehadiran institusi politik, dan
membangun kepercayaan dimata publik. Karena perlu digaris bawahi baktivitas
promosi tidak terbatas pada massa kampanye semata, akan tetapi berlangsung
secara contineu
dan permanen (Buttler & Collins, 2001 dalam Firmanzah, 2012).
3. Price
Dalam marketing politik mencakup banyak hal, mulai
ekonomi, psikologis, sampai citra ke nasional (Niffeneger dalam Firmanzah
2012). Harga ekonomi meliputi semua biaya yang dikeluarkan institusi
politik selama kampanye, mulai dari biaya iklan, publikasi, dan biaya
administrasi lainnya. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi
psikologis, misalnya apakah pemilih merasa nyaman dengan latar belakang etnis,
agama, pendidikan dan backgroundimage seorang kandidat. Harga image
nasional berkaitan apakah pemilih merasa kandidat atau politikus
tersebut bisa memberikan citra positif dan menjadi kebanggaan nasional atau
tidak.
4. Place
Tempat berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah
institusi politik dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan pemilih atau
calon pemilih (Niffenegger dalam Firmanzah, 2012). Sebuah institusi politik
harus bisa memetakan struktur dan karakteristik masyarakat. Pemetaan ini bisa
dilakukan secara geografis berdasarkan konsentrasi penyebaran penduduk atau
secara demografis, dimana pemilih disana dikelompokan berdasarkan tingkat
pendidikan, pekerjaan, usia, kelas sosial, agama, kepercayaan, etnis serta
pemahaman akan dunia politik.
Penulis
: Yoghi Kurniawan Prathama, S.IP.
Daftar Bacaan :
Firmanzah, (2012). Marketing Politik
(Antara Pemahaman dan Realitas).Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
_________,(
2011). Mengelola
Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi.
Jakarta :Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik
(Konsep, Teori, dan Strategi). Jakarta : PT.Raja Grafindo
Persada.
Nursal, Adnan. (2004). Political Marketing:
Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR,
DPD,Presoden.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Baca Juga : Pendekatan Marketing Politik (Push, Pull, dan Pass Marketing)
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon