Penyebab Konflik - Bagaimana sudah faham tentang pengertian konflik? kali ini kita akan membahas penyebab konflik itu terjadi. Sebagai suatu pertentangan dalam kehidupan, konflik tidak serta merta hadir begitu saja, konflik sering kali dipicu oleh faktor pemicu yang menyebabkan konflik timbul dan meningkat eskalasinya.
Konflik
terjadi manakala terdapat benturan kepentingan. Dalam rumusan lain dapat
dikemukakan konflik terjadi jika ada pihak yang merasa diperlakukan tidak adil
manakala pihak berperilaku menyentuh “titik kemarahan” pihak lain. Dengan kata
lain, perbedaan kepentingan karena kemajemukan vertikal dan horizontal
merupakan kondisi yang harus ada (necessary
condition) bagi timbulnya konflik, tetapi perbedaan kepentingan iu bukan
kondisi yang memadai (suffcient condition)
untuk menimbulkan konflik. (Surbakti,Ramlan, 2010 : 194)
Penyebab konflik menurut para ahli diantaranya dikemukakan oleh Yudistira K. Garna, (1992 : 65) penyebab konflik didasarkan oleh beberapa
sebab, diantaranya
Perbebdaan individu, yang meliputi
perbedaan pendiriian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang
unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan yang lainya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesutu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab
dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalanya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang yang
merasa terganggu karena fisik, tetapi ada yang terhibur.
Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi yang berbeda.
Seseorang sediki banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikirnya dan pendirian kelompoknya. Pemikiran
dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan
individu yang dapat memicu konflik.
Perbedan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memilki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab
itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang
sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalkan perbedaan
kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menganggap hutan
sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga
harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani meneang pohon-pohon karena
dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat ladang atau kebun. Bagi
para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang kemudian diekspor guna mendapatkan
uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah
bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainya sehingga
mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat
terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik
antara buruh dan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentigan diantara
keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbear bidang serta
volume usaha mereka.
Perubahan-perubahan
nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah
suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau
bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Misalnya pada masyarakat desa yang mengalami industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan monflik ssosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai
kegotongroyongan berganti mendi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaan.
Sementara pendapat lain yakni menurut
Paul Conn (dalam Ramlaln Surbakti, 1992:151-152), penyebab konflik ada dua
yaitu mencangkup kemajemukan horizontal dan vertikal. Kemajemukan horizontal
kultural dapat menimbulkan konflikarena masing-masing unsur kultural berupaya
mempertahankan identitas dan karakteristik budayanya dari ancaman kultur lain.
Dalam masyarakat yang berciri demikian ini, apabila belum ada konsesus nilai
yang menjadi pegangan bersama, konflik politik karena benturan budaya akan
menimbulkan perang saudara ataupun gerakan sparatisme.(dalam skripsi Helmi,
Fuad, 2011 :12-15).
Baca Juga : Jenis-Jenis Konflik
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon