Jenis
- Jenis Konflik - Konflik yang kita temui sehari-hari dapat kita bedakan
berdasarkan jenis konfliknya, aktor yang terlibat dalam konflik menjadi penentu
jenis konflik yang terjadi. Terdapat beberapa ilmuan sosial yang mengemukakan
pendapatnya tentang jenis-jenis konflik. Berikut ini jenis-jenis konflik menurut para ahli.
Menurut Dahrendorf (dalam Ramlan Surbakti, 1992:40). Konflik dibedakan
menjadi 4 macam :
- Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role).
- Konflik kelompok terorgarnisir dan tidak terorganisir (polisi melawan
masa).
- Konflik antar satuan nasional (kampane, perang saudara)
- Konflik antar atau tidak antar agama.
- Konflik antar politik.
Sementara Paul Conn (dalam Ramlan Surbakti, 1992:153-154) mengemukakan
bahwa Konflik Politik dikelompokan menjadi
dua tipe. Kedua tipe ini meliputi konflik positif dan negatif. Yang dimaksud
dengan konflik positif ialah konflik yang tak mengancam eksistensi sistem
politik, yang biasanya disalurkan lewat mekanisme penyelesaian konflik yang
disepakati bersama dalam konstitusi. Mekanisme yang dimaksud ialah
lembaga-lembaga demokrasi, seperti partai politik, badan-badan perwakilan
rakyat, pengadilan, pemerintah, dan forum-forum terbuk yang lain. Tuntutan akan
perubahan yang diajukan oleh sejumlah kelompok masyarakat melalui
lembaga-lembaga itu merupakan contoh konflik positif. Sebaliknya, konflik
negatif ialah konflik yang dapat mengancam eksistensi sistem politik yang
biasanya disalurkan melalui cara-cara nonkonstitusional, seperti kudeta,
saparatisme, terorisme, dan revolusi. .(dalam skripsi Helmi, Fuad, 2011
:16-17).
Katagori ini mengandung kelemahan. Apabila mayoritas masyarakat memandang
lembaga dan struktur yang ada tidak mencerminkan kepentingan umum maka konflik
yang disalurkan melalui mekanisme politik justru dipandang sebagai konflik yang
negatif. Sebaliknya, tindakan yang menentang sistem yang tidak mencerminkan
kepentingan umum dipandang sebagai konflik yang positif.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa untuk menentukan suatu konflik
bersifat positif atau negatif sangat bergantung pada persepsi kelompok yang
terlibat dalam konflik, terutama pada sikap masyarakat umum terhadap sistem
politik yag berlaku. Dalam hal ini, yang menjadi patokan untuk menentukan suatu
konflik bersifat positif atau negatif, yakni tingkat legitimasi sistem politik
yang ada. Hal ini dapat dilihat dari dukungan masyarakat umum terhadap sistem politik
yang berlaku.
Sehubungan dengan Konflik positif dan negatif, sesungguhnya masyaraat dapat
dikelompokan menjadi dua tipe. Pertama, masyarakat yang mapan. Artinya,
masyarakat yang memiliki dan mendayagunakan struktur kelembagaan yang diatur
dalam konstitusi. Kedua, masyarakat yang belum mapan. Artinya, masyarakat yang
belum memiliki struktur kelembagan yang diatur dalam konstitusi, selain tidak
didukung oleh sebagian masayrakat, juga belum berfungsi sebagaimana mestinya.
(Surbakti, Ramlan, 2010:195-196).
Baca Juga : Pengertian Konflik dan Konflik Politik
1 comments so far
Mantab
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon