Sunday, March 13, 2016

Teori Fungsionalisme

Dalam salah satu kajian ilmpu politik terdapat satu teori yang sering digunakan dalam pendekatan suatu fenomena politik yang terjadi, salah satunya yang akan saya bahas yakni Teori Fungsionalisme. Pengertian Teori Fungsionalisme banyak dikemukakan menurut para ahli, berikut ini rangkuman selengkapnya:

Teori Struktural Fungsional


Durkheim menggunakan karya tokoh Inggris, Herbert Spencer, untuk berargumentasi bahwa paling tepat kalau kita memahami eksistensi dan karakter struktur sosial melalui pembandingan dengan asal-usul dan kerja organisme biologi. Sebagaimana tercermin pada namanya, suatu organisme adalah entitas hidup yang eksistensi dan kesehatannya tergantung pada semua organ-organ yang bekerja bersama dengan baik. Dalam tubuh manusia, misalnya semua organ bekerja saling tergantung satu sama lain. Setiap organ ada karena memenuhi kebutuhan tertentu tubuh manusia yang tak dapat dilakukan oleh organ lain. Dengan kata lain, alasan mengapa setiap komponen tubuh ada karena setiap unsur tersebut melaksanakan fungsi tertentu yang diperlukan yang disebut sistem. Selanjutnya, seluruh komponen yang diperlukan tersebut harus berfungsi bersama-sama secara terintegrasi sehingga sistem bekerja dengan baik.[1]

Menurut Durkheim dan fungsionalis, institusi-institusi dalam masyarakat seperti bentuk tatana keluarga, tatanan politik, tatanan pendidikan, tatanan keagamaan, dan lainnya adalah analog dari komponen-komponen organisme. Dimana masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang terintegrasi dan saling tergantung. Seperti halnya organ-organ, karena institusi-institusi ini memainkan peranan yang tak tergantikan, melaksanakan fungsi yang diperlukan dalam memelihara masyarakat dalam keadaan yang stabil dan memuaskan. Dalam hal tubuh manusia, apabila suatu organ gagal berfungsi, maka manusia akan sakit dan bahkan mati. Demikian pula halnya dengan sistem sosial.[2]

Lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat dianggap sama dengan organ-organ tubuh, oleh sosiolog-sosiolog tertentu seperti Auguste Comte dan Herbert Spencer. Lembaga sosial sebagai unsur struktur, dianggap dapat memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup dan pemeliharaan masyarakat. Suatu lembaga ekonomi misalnya, berfungsi untuk mengadakan produksi dan distribusi barang-barang serta jasa-jasa. Lembaga sosial keluarga, misalnya, mempunyai fungsi reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan anak-anak, dan seterusnya. Setiap lembaga sosial mempunyai fungsinya masing-masing dan dalam hubungan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu teori ini mempunyai perhatian utama terhadap struktur dan fungsi dalam suatu sistem.[3]

Talcott Parsons. Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada makhluk hidup. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya.

Pembahasan teori fungsionalisme menurut Talcott Persons diawali dengan empat skema penting mengenai fungsi untuk semua sistem tindakan, skema tersebut dikenal dengan sebutan skema AGIL.[4] Fungsi merupakan kumpulan kegiatan yang ditujukan kea rah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan system.[5]

Menurut parson ada empat fungsi penting yang mutlak dibutuhkan dalam sistem sosial. Diantaranya yaitu:[6]

  1. Adaptation (Adaptasi), yaitu sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. System harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.
  2. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), yaitu sebuah system harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
  3. Integration (Integrasi), yaitu sebuah system harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. System juga harus mengelola antarhubungan ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L)
  4. Latency (Latensi atau Pemeliharaan Pola), yaitu sebuah system harus memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.


Menurut Parsons organisme perilaku adalah system tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri dengan dan mengubah lingkungan eksternal. Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapainya. System sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Terakhir sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan actor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak.[7]

Teori fungsionalisme mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian dan struktur yang saling berkaitan dan saling membutuhkan keseimbangan. Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada dalam masyarakat pada hakikatnya mempunyai fungsi masing-masing. Suatu struktur akan berfungsi dan berpengaruh terhadap struktur yang lain. Menurut teori ini suatu pranata tertentu dapat fungsional terhadap suatu unit tertentu dan sebaliknya disfungsional terhadap unit sosial lain. Apabila struktur yang ada berperan sesuai dengan tujuan yang seharusnya dicapai atau diharapkan maka struktur tersebut berperan dengan baik dalam pengertian bersifat positif dan disebut fungsional. Dan bertolak belakang dengan hal tersebut, apabila peran struktur menimbulkan hal-hal negative disanalah peranan dari sistem maupun struktur yang ada disebut disfungsional.

Sebagai contoh lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat, terutama dalam memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-ilmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus bangsa. Dalam hal ini lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan menjurus pada artian yang positif.




[1] PIP Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post Modern, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2009), hlm. 52-53.
[2] PIP Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial Dari Teori Fungsionalisme hingga Post Modern, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2009), hlm. 53-54.
[3] Sukanto Suryono, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm. 6-7.
[4] George Ritzer dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 121.
[5] George Ritzer dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 121.
[6]Ibid.,hlm. 121
[7] George Ritzer dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Moder, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 121-122.

Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon