Saturday, October 8, 2016

Pengertian dan Definisi urnalistik Online

//Pengertian, Definisi, Karakteristik, dan Keunggulan Jurnalistik Online.

Teori Politik - Hai kali ini saya akan membahas salah satu tema kajian komunikasi politik, yakni tentang Jurnalistik Online. Kenapa ini jadi bahan kajian? karena dewasa ini semua serba online, termasuk pola - pola komunikasi dan jurnalistik bertransformasi dari konvensional ke modern. 

Apa itu jurnalistik online? Jurnalistik online adalah jurnalistik generasi baru seiring kemunculan media online (internet) sebagai salah satu media baru (new media).

Jurnalisme online merupakan jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalisme cetak (media cetak seperti suratkabar dan majalah) dan jurnalisme elektronik (radio dan televisi).

Jurnalistik Online Makalah pdf


Jurnalistik Online (Online Journalism) --disebut juga:
  1. Jurnalistik Digital (Digital Journalism)
  2. Jurnalistik Siber (Cyber Journalism)
  3. Jurnalistik Internet (Internet Journalism)
  4. Jurnalisme Daring
  5. Jurnalistik Situs Web (Website Journalism).
  6. Jurnalistik Multimedia (Multimedia Journalism)
Setiap wartawan modern atau wartawan masa kini WAJIB menguasi wawasan dan keterampilan Jurnalistik Online karena semua media konvensional --suratkabar, majalah, tabloid, radio, dan televisi (TV)-- saat ini memiliki versi online yang bisa diakses oleh pembaca di seluruh dunia.

Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalistik Online adalah jurnalistik yang tersaji secara online di internet. Definisi paling sederhana jurnalistik online tercantum di Wikipedia sebagai berikut:

Definisi Jurnalistik online

Dalam pengertian di atas disebutkan, jurnalisme online atau jurnalisme digital adalah bentuk jurnalisme kontemporer (terkini) yang mendistribusikan konten editorial (karya jurnalistik) melalui internet sebagai kebalikan dari publikasi melalui media cetak dan media penyiaran.

Penulis buku Jurnalistik Online pertama di Indonesia, Asep Syamsul M. Romli, mendefinisikan jurnalistik online sebagai "proses pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan penyebarluasan berita secara online di internet".

Menurut Romli, Jurnalistik Online adalah jurnalisme “generasi ketiga” setelah jurnalistik cetak (print journalism) –suratkabar, tabloid, majalah– dan jurnalistik elektronik (electronic journalism, broadcast journalism) –jurnalistik radio dan televisi.

Jurnalistik Online adalah “jurnalistik masa depan” (future journalism) yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Jurnalistik Online bakan sudah “beranak” dengan melahirkan “cabang” berupa:
  • “Jurnalisme blog” (Blog journalism)
  • “Jurnalistik mobil” (Mobile journalism)
  • “Jurnalisme twitter” (Twitter journalism)
  • Jurnalisme media sosial (Social Media Journalism)
Jurnalistik Online juga menumbuhkembangkan konsep “Jurnalisme Warga” (Citizen Journalism) yang diperkokoh dengan perkembangan media sosial (social media) seperti Facebook, Twitter, dan Youtube.

Karakteristik Jurnalistik Online

Jurnalistik Online hadir dengan karakteristik yang berbeda dengan jenis jurnalistik sebelumnya. Jurnalistik cetak hanya menyajikan informasi berupa teks (tulisan) dan gambar. Jurnalisme radio menyajikan berita hanya berupa audio (suara/sound). Jurnalisme televisi menyajikan berita berupa gambar hidup dan suara (audio-visual/video).

Jurnalisme online menggabungkan semuanya --teks, gambar, suara, video, grafis-- sehingga disebut juga sebagai jurnalisme multimedia.
However the primary product of journalism, which is news and features on current affairs, is presented solely or in combination as text, audio, video and some interactive forms, and disseminated through digital media platforms. (Wikipedia)
Dengan demikian, wartawan online tidak seperti wartawan media cetak yang fokus pada teks dan gambar (foto), reporter radio yang fokus hanya ke audio, dan jurnalis televisi yang fokus ke video. Jurnalis online fokus pada semuanya.

Ia harus menentukan platform yang tepat untuk menyebarkan sebuah berita, apakah dalam bentuk tulisan, gambar, grafis, audio, video, atau gabungan semuanya (multimedia).

Selain itu, karya jurnalistik online bukan saja tersaji untuk pembaca (manusia), tapi juga harus mampu "dibaca" oleh robot atau mesin telusur/mesin pencari (search engine), terutama Google dan Bing (Yahoo).

Mayoritas --kalau tidak semua-- pembaca (user) menggunakan mesin pencari, terutama Google, untuk mencari berita, data, atau informasi yang mereka butuhkan.

Selain soal keterlibatan mesin pencari yang membutuhkan teknik search engine optimization (SEO), pembeda utama karya  jurnalistik online dengan jurnalisme lainnya adalah adanya hypertext atau hyperlink (tautan).

Link ini menjadi kelebihan media online yang tidak dimiliki media lainnya. Link ini memperkaya informasi yang disajikan dengan menunjukkan sumber berita, referensi, atau informasi terkait.


Karakteristik Jurnalistik Online sebagaimana dikemukakan Romli dalam bukunya, Jurnalistik Online, adalah sebagai berikut:
  1. Unlimited Space. Jurnalistik Online memungkinkan halaman (page) tak terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin, tanpa batas.
  2. Audience Control. Jurnalistik Online memungkinkan audiens (reader, user, visitor) lebih leluasa memilih berita/informasi.
  3. Nonlienarity. Dalam Jurnalistik Online tiap berita berdiri sendiri sehingga audiens tidak harus membaca secara berurutan.
  4. Storage and retrieval. Jurnalistik Online memungkinkan berita “abadi”, tersimpan (terarsipkan) dan bisa diakses kembali dengan mudah kapan dan di mana saja.
  5. Immediacy. Jurnalistik Online menjadikan informasi bisa disampaikan secara sangat cepat dan langsung.
  6. Multimedia Capability. Jurnalistik Online memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya sekaligus.
  7. Interactivity. Jurnalistik Online memungkinkan interaksi langsung antara redaksi (wartawan) dengan audiens, seperti melalui kolom komentar dan social media sharing.

Keunggulan Jurnalistik Online

  1. Produksi berita online lebih mudah dan murah ketimbang produksi berita cetak dan elektronik.
  2. Jurnalistik Online memungkinkan semua orang menjadi wartawan atau memproduksi dan menyebarluaskan informasi (everybody can be journalist).
  3. Jurnalistik Online tidak mengenal deadline. Berita dapat dipublikasikan (posting) dan diedit kapan dan di mana saja.
  4. Berita Jurnalistik Online tersebar dengan cepat. Internet saat ini merupakan cara tercepat penyebaran berita (the fastest way to report news).
  5. Sirkulasi media/berita online bisa menjangkau seluruh dunia, tidak seperti di media cetak dan elektronik (radio/TV) yang terbatas.
  6. Dalam jurnalistik online, banyak elemen yang bisa ditambahkan untuk melengkapi sebuah berita (news story), seperti video, kotak komentar, gambar bergerak (moving image), hyperlink, berita terkait (related news), dan sebagainya.
  7. Kesalahan dalam berita atau artikel dapat dengan mudah dikoreksi dan di-update.
  8. Online journalism does not create a lot of jobs. Jurnalistik Online tidak membutuhkan banyak orang (karyawan), bahkan bisa dilakukan oleh satu orang saja.

Keterampilan Jurnalis Online

Jurnalistik online adalah jurnalistik berbasis intenet dan multimedia. Karenanya, wartawan media online tidak saja dituntut mahir menulis (writing skills), tapi juga mahir mengolah foto dan video, dan memahami dasar-dasar HTML seperti pembuatan hyperlink dalam tulisannya.
Dalam sebuah studi tentang skills yang wajib dimiliki wartawan media online, muncul 9 keterampilan utama yang harus dipunyai jurnalis online sebagaimana dirilis Advancing The Story:

1. Writing or Editing Scripts
2. Project Management
3. Blogging
4. User Interface Design/Photo Shooting (tie)
5. ?
6. Video Production
7. Staff Organization/Administration
8. Story Combining/Shortening
9. Reporting and Writing Original Stories
10. Photo/Image Editing

Ilustrasi gambar dari thumblr berikut ini menunjukkan sosok jurnalis modern sebagaimana ada dalam karakter jurnalistik online:

jurnalis modern



Referensi:
Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online, Nuansa, Bandung 2012.
Jones & Lee (Sage, 2011), Digital Journalism
Axel Bruns (Peter Lang, 2005) , Gatewatching 
Yochai Benkler (Yale University Press, 2007), The Wealth of Networks
Dan Gillmor (O’Reilly, 2006), We The Media Online Journalism Readings List

Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon