Konflik Rohingya Myanmar dalam Perspektif Politik – Beberapa tahun
ini Negara tetangga Indonesia yakni Myanmar tengah dilanda krisis konflik berkepanjangan
terkait isu sara (agama) yang dialami kaum minoritas di salah satu daerah di
Myanmar yakni Arakan. Etnis Rohingya merupakan penduduk minoritas muslim Myanmar
yang kebetulan mengalami diskriminasi dan penyiksaan di daerah Arakan tersebut.
Seperi Apa sebenarnya Konflik Rohingya? Konflik Kemanusiaan,
Agama atau Politik? Mari kita ulas semuanya dari berbagai fakta yang ada dan
kami rangkum jadi satu uraian….
FAKTA KONFLIK ROHINGYA
Ada beberapa fakta
yang kami lihat apa sebenarnya yang dialami etnis Rohingya di Arakan Myanmar,
pertama disaat kaum muslim lain sedang khidmad menjalankan ibadah suci bulan
Ramadhan, berbeda dengan Muslim Rohingya yang malah dilanda konflik. Tercatat
Fakta Konflik Rohingya Di saat
kaum Muslim lain sedang khitmad menjalankan ibadah-ibadah di bulan suci
Ramadhan, kaum Muslim Rohingya malah dilanda konflik. Tercatat, delapan puluh
jiwa Muslim Rohingya melayang karena terbunuh dan seratus ribu orang putus asa.
Mereka meninggalkan tempat tinggalnya dan mengungsi ke negara-negara
tetangga.Ubaidah Katun adalah salah satu Muslimah Rohingya yang berhasil
melarikan diri ke Banglades Ubaidah Katun menuturkan bahwa jenazah Muslim di
Arakan tidak sempat dikuburkan. Jenazah di sana dimasukkan ke dalam gerobak dab
dibawa ke suatu tempat yang tidak dapat diketahui oleh otoritas setempat.
Jiwanya terbelenggu oleh dua pilihan, antara menghormati jenazah sebagai
pengamalan Islam yang diyakininya dan menyelamatkan jiwanya jika ia tidak
segera melarikan diri dari kampung halamannya sendiri.Ubaidah juga menuturkan
hal yang lainnya. Di Arakan, sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan, Muslim
yang kelaparan terpaksa makan batang pohon pisang. Hal ini masuk akal karena
menurut Abdul Kalam (seorang Muslim yang juga berhasil melarikan diri ke
Banglades), mereka di sana dihalang-halangi untuk pergi ke pasar, belanja
barang kebutuhan sehari-hari. Bahkan, mereka yang hendak pergi untuk bekerja
dihalang-halangi. Jika ketahuan hendak pergi bekerja, mereka dilempari bom
molotov.Itulah sekelumit fakta konflik yang melanda Muslim Rohingya.
APA PENYEBAB KONFLIK ROHINGYA?
Sebuah
konflik terjadi akan selalu didahului oleh pemicu atau penyebab kenapa itu bisa
terjadi, dari beberapa sumber yang kami rangkum KronologiKonflik Rohinya Menurut
laporan The New Light of Myanmar,
sebuah koran yang terbit di negara Myanmar tertanggal 4 Juni 2012, konflik
Rohingya bermula dari sebuah pembunuhan seorang gadis Budha. Ma Thida Htwe
adalah anak perempuan U Hla Tin yang berumur 27 tahun, hidup di sebuah desa
bernama Thabyechaung, Kyauknimaw, daerah Yanbye. Pada tanggal 28 Mei 2012 sore,
Thida hendak pulang ke rumah setelah seharian bekerja di sebuah Taylor. Tepat
pukul 17:15 waktu setempat, ia ditikam oleh orang yang tak dikenal di hutan
Bakau samping jalan tanggul menuju Kyaukhtayan, bagian dari desa Kyauknimaw dan
Chaungwa. Kasus ini dibawa ke pihak kepolisian dan setelah penyelidikan
ditetapkan beberapa tersangka. Mereka adalah Htet Htet (a) Rawshi, putra U Kyaw
Thaung (Bengali / Islam), dari Kyauknimaw (selatan bangsal), Rawphi, anak
Sweyuktamauk (Bengali / Islam) dari Kyauknimaw (Thaya bangsal) dan Khochi, anak
Akwechay (Bengali / Islam), dari Kyauknimaw (Thaya bangsal). Hasil investigasi
menyebutkan bahwa Htet Htet (a) Rawshi tahu rutinitas sehari-hari korban yang
pulang-pergi antara Desa Thabyechaung dan Desa Kyauknimaw untuk menjahit.Saat
itu, dia sedang membutuhkan uang untuk menikahi seorang gadis. Untuk itulah dia
bersama kedua rekan tersangka lainnya merampok perhiasan yang dikenakan seorang
gadis tersebut dan kemudian dibunuhnya.Berita ini menyebar luas di kalangan
penduduk sekitar. Untuk menghindari kerusuhan rasial, tim MPF yang memantau
situasi di sana mengirim ketiga pemuda tersebut ke penjara pada pukul 10:15
tanggal 30 Mei. Pada hari yang sama, pada pukul 13:20 seratus orang warga
Kyauknimaw mendatangi kantor polisi dan meminta mengembalikan ketiga pemuda
tersebut untuk dimintai penjelasan sebelum dikirim ke penjara. Mereka tidak
puas dengan penjelasan polisi dan berusahan masuk ke kantor polisi. Polisi
menembakkan lima kali tembakan untuk membubarkan mereka. The New Light of Myanmar yang terbit pada hari berikutnya, 5
Juni menyebutkan bahwa beredar foto-foto hasil penyelidikan tim forensik bahwa
sebelum dibunuh, ternyata korban sempat diperkosa oleh ketiga pemuda Bengali
Muslim tadi. Korban juga digorok tenggorokannya, dadanya ditikam beberapa kali
dan organ kewanitaannya ditikam dan dimutilasi dengan pisau. Foto-foto tersebut
semakin menambah kemarahan warga yang beragama Budha. sekelompok orang yang
terkumpul dalam Wunthanu Rakkhita Association, Taunggup, pada pukul 06:00
tanggal 4 Juni membagi-bagikan selebaran yang berisi foto-foto tadi. Mereka
juga menyerukan bahwa Muslim telah membunuh gadis Arakan secara sadis. Sekitar
pukul 16:00, tersebar kabar bahwa ada mobil yang berisikan orang Muslim dalam
sebuah bus yang melintas dari Thandwe ke Yangon dan berhenti di Terminal Bus
Ayeyeiknyein.Sekitar tiga ratus warga setempat yang telah terprovokasi
menghadang laju bus. Mereka menurunan penumpang bus tersebut di persimpangan
Thandwe-Taunggup. Selanjutnya, mereka membunuh penumpang yang beragama Islam.
Sepuluh orang yang beragama Islam terbunuh di tempat dalam kejadian ini. Dengan
dalih bahwa Rohingya bukanlah etnis asli Myanmar, mereka yang terprovokasi
melakukan penindasan-penindasan terhadap Rohingya. Mereka tidak menginginkan
kehadiran etnis tersebut di bumi Arakan. Bahkan seorang biksu Budha yang
fotonya tenar di sosial media menyerukan untuk menghalau bantuan kemanusiaan
untuk etnis Rohingya, “Rohingya no”.
APAKAH BENAR HANYA KONFLIK HORIZONTAL DI
MASYARAKAT? ATAU ADA UNSUR KEPENTINGAN POLITIK YANG SEDANG DI BANGUN?
Jika
dari uraian penyebab kronologis konflik rohingya di atas, sebenarnya kita bisa
melihat bahwa konflik yang terjadi dipicu dari konflik social di masyarakat
yang dikait-kaitkan dengan isu sara dan agama. Mirip dengan konflik Sampit –
Madura yang ada di Indonesia dulu kasusnya. Namun kenapa etnis Rohingnya
dianggap tidak layak tinggal di arakan? Padahal secara historis bahwa etnis
Rohingya di Arakan telah mendiami daerah tersebut sejak abad ke-7 dimana pada
saat itu Islam pertama kali masuk ke Myanmar adalah melalui daerah Arakan oleh
kepemimpinan Harun Ar-Rasyid.
Belakangan
ini muncul isu kepentingan politik yang berkembang terkait konflik Rohingya di
Arakan Myanmar. Konflik mulai terjadi saat kepemimpinan Myanmar beralih kepada
sosok Aung San Suu Kyi. Sebagai pemimpin yang lahir dari rahim pemberontakan melawan rezim
militer Myanmar di era sebelumnya, San Suu Kyi lahir menjadi pemimpin dengan
proses demokrasi dimana partai pengusungnya memenangkan pemilihan umum dengan
suara mayoritas. Dari latar belakang rezim militer Myanmar di masa lampau, San
Suu Kyi memiliki tujuan untuk penegakan HAM, Demokratisasi, dan kebebasan.
Pemikiran ini ternyata sejalan dengan Negara-negara barat, hal tersebut
dilatarbelakangi pendidika San Suu Kyi
yang pernah mengenyam pendidikan di Oxford University.
APA
KEPENTINGAN BARAT DALAM KONFLIK MYANMAR?
Sudah menjadi rahasia umum, barat
seringkali masuk dalam setiap konflik – konflik yang terjadi di Negara – Negara
timur tengah (Islam). Seperti Suriah, Afghanistan, dan mungkin juga di Myanmar.
Apa kepentingan mereka? 3G (Gold, Gospell, Glory) mungkin itu yang selalu
mereka canangkan dalam setiap tindakannya, termasuk di Myanmar. Namun dari
kepentingan yang kami lihat bahwa kepentingan barat di Asia Tenggara tidak
pernah terlepas dari sumber daya alam seperti halnya di Indonesia.
Memang seperti apa Sumber Daya
Alam di Myanmar? Sekilas Kekayaan SDA Myanmar sebagaimana diilansir
dari situs shwe.org, tahun 2012 ini sedang dan akan dibangun proyek besar
berupa pembuatan jalur pipa minyak dan gas yang menghubungkan pelabuhan Shwe
dengan daerah Kumning, China. Pipa minyak Shwe sepanjang 771 km dengan diameter
32 inch akan dibangun akhir tahun 2012 dan selesai pada September 2013. Pipa
ini dirancang untuk memindahkan tiga juta ton minyak dari daerah Shwe yang
terletak di provinsi Arakan hinggan daerah Kumning, China. Proyek ini
dikerjakan oleh South East Asia Oil Petroleum (SEAOP). Kepemilikan saham ini
dikuasai China National Petroleum Company sebesar 50,9% dan Myanmar Oil and Gas
Enterprise (MOGE) sebesar 49,1%. Sedangkan pipa gas Shwe sedikit lebih panjang
dari pipa minyak yaitu 793 km dengan diameter 40 inch. Jalur pipa gas ini sudah
dibangun sejak September 2012 lalu dan direncanakan selesai pada bulan Juli
2013. Pipa ini berkapasitas memindahkan 12 juta kubik meter gas setiap tahun.
Proyek ini juga dikerjakan oleh South East Asia Gas Pipeline (SEAGP) yang
kepemilikan sahamnya dikuasai oleh South East Asia Pipeline Co. sebesar 50,9%,
Daewoo 25,041%, ONGP Caspian E&P 8,347%, MOGE 7,355%, Korea Gas Company
4,1735%, dan GAIL India Corporation sebesar 4,1375%. Masih di situs yang sama
tersiar berita bahwa Myanmar untuk sekarang ini mempunyai tiga kilang minyak
yang sudah berumur tua. Sangat sedikit menghasilkan minyak. Dibutuhkan
modernisasi supaya bisa beroperasi efektif dan modern. Menurut otoritas
pemerintah Myanmar, ketiga kilang minyak ini akan diprivatisasi. Ketiga kilang
minyak tersebut terletak di wilayah Thanliyin, bagian dari Rangoon, Mam Thanpayarkan,
dan satu lagi di Chauk. Rancangan APBN negara Myanmar tahun 2012-2013
menargetkan produksi minyak pertahun sebesar 7,156 juta barel yang terdiri atas
produksi di darat sebesar 3,435 juta barel dan produksi lepas pantai 3,721%.
Pemerintah Myanmar sedang menyiapkan persetujuan tender untuk eksplorasi baik
di daratan maupun di lepas pantai. Di situs webnya Total, Myanmar adalah negara
tertua dalam hal produksi minyak yaitu tahun 1853. Rangoon Oil Company adalah
perusahaan asing pertama yang mengebor minyak di negara tersebut, tahun 1871.
Sejak saat itu hingga tahun 1963, minyak Myanmar dikuasai oleh asing.
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon