Dalam
bahasan sebelumnya kita sudah belajar dan memahami pengertian, definisi, dan penyebab konflik politik. Pada artikel saya kali ini kita akan mempelajari
seperti apa contoh – contoh peristiwa yang termasuk dalam konflik politik,
khususnya di Indonesia.
Sebagaimana
di utarakan sebelumnya bahwa konflik politik merupakan peristiwa konflik yang
terjadi dalam ruang lingkup kepentingan politik. Dan dimensi dari politik itu
sangat luas mulai dari pemerintahan, perebutan kekuasaan dan lainnya. Berikut
ini saya sampaikan 4 contoh kasus konflik politik yang pernah terjadi di
Indonesia, diantaranya :
Peristiwa
Madiun adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan
September sampai Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI.
Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet
Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh
Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu,
Amir Sjarifoeddin.
Pada
saat itu hingga era Orde Lama berakhir, peristiwa ini dinamakan Peristiwa
Madiun, dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI
Madiun. Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada
di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun
tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
Masih
ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa bahwa tuduhan PKI
yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru
dan sebagian pelakunya berasal dari Orde Lama
Peristiwa
Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa yang
terjadi pada 23 Januari 1950 dimana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang ada di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang
juga mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke
kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi
gerombolan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan
bahkan telah diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda
Negara
Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI)
yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam
kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah,
Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Gerakan
ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada dimasa perang dengan tentara Kerajaan
Belanda sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam
proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia
adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan
bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi
adalah Al Quran dan Hadits". Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan
tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan
syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan
Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum kafir", sesuai dalam
Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50.
Dalam
perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat
(berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi Selatan dan
Aceh. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini
menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai
organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.
Gerakan
30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu (Gerakan
September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dimana enam pejabat tinggi militer
Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan
Kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
Itulah
beberapa contoh konflik politik yang pernah terjadi di Indonesia, dari
pelajaran di atas kita bisa memahami bahwa konflik politik sangat mengancam
kedaulatan dan persatuan Bangsa Indonesia. Bangsa yang tidak bisa mengelola
konflik politik yang terjadi maka akan terjadi perpecahan & chaos di tengah
masyarakat, menimbulkan korban jiwa dan efek domino di berbagai sector kehidupan.
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon