Didalam
berinvestasi ada faktor yang penting yang harus kita perhatikan yaitu resiko.
Dimana resiko ini tidak bisa dihindari didalam berinvestasi. Baik berinvestasi
di Pasar Modal, Perbankan dan lain – lain, pasti ada resiko yang dihadapi.
Disini akan dikemukakan apa itu resiko, jenis – jenis resiko dan resiko apa
saja yang dihadapi di Pasar modal. Karena skripsi ini mengenai Pasar Modal.
Pengertian Resiko
Didalam investasi resiko
adalah bukan hal yang baru. Karena investasi dalam bentuk apa pun mengadung
resiko. Pengertian resiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpan
dari yang diharapkan, karena itu resiko mempunyai dua dimensi yaitu menyimpan
lebih besar maupun lebih kecil dari yang
diharapkan. Resiko merupakan variabilitas return terhadap return yang
diharapakan. ( Van Horn, Waehowics; 1992)
Pada umumya semakin tingkat resiko
itu tinggi maka tingkat return nya
pun tinggi. Sehingga jika para investor berani mengambil tingkat resiko yang
tinggi, maka dijamin para investor akan mendapatkan tingkat pengembalian return
yang besar.
Jenis – Jenis Resiko
Jenis resiko yang ada antara lain ;
(1) Resiko
Tidak Sistematik,
juga disebut resiko yang dapat didiversifikasi yaitu bagian dari resiko
sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Contohnya
pemogokan buruh, tuntutan pihak lain, penelitian yang gagal dan lain – lain.
(2) Resiko
Sistematik, juga
disebut resiko yang tidak dapat didiversifikasi yaitu bagian dari resiko yang
tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio. Istilah lain dari resiko
pasar atau resiko umum. Resiko ini dapat muncul karena kejadian - kejadian
diluar perusahaan seperti inflasi, resesi dan lain – lain.
(3) Resiko Total = Resiko tidak
sistematik + resiko sistematik
Resiko investasi di pasar modal
Pada prinsip nya semata –
mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatiliy). Resiko – resiko yang
mungkin dapat dihadapi investor dalam melakukan investasi di pasar modal antara
lain:
1.
Resiko Daya Beli ( Purchasing Power Risk)
Investor mencari atau
memilih jenis investasi yang memberikan keuntungan yang jumlahnya sekurang –
kurangnya sama dengan investasi yang dilakukan sebelumnya. Disamping itu,
investor mengharapkan memperoleh pendapatan dalam waktu yang tidak lama. Akan
tetapi apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk mencapai 60%
keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu tersebut naik melebihi
100%, maka investor jelas akan menerima keuntungan yang daya beli nya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang dapat diperoleh semula. Oleh
terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai rill pendapatan akan lebih kecil.
2.
Resiko Bisnis ( Business Risk )
Resiko bisnis adalah suatu
resiko menurunnya kemampuan memperoleh laba yang pada gilirannya akan
mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar imbalan atau deviden.
3.
Resiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk )
Naiknya tingkat suku bunga
biasanya akan menekan harga jenis surat – surat beharga yang berpendapatan
tetap termasuk harga – harga saham.
4.
Resiko Pasar ( Market Risk )
Apabila pasar bergairah (bullish) umunya hampir semua harga saham
di bursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya apabila pasar lesu (bearish), saham – saham akan ikut pula
mengalami penurunan.
5.
Resiko Likuiditas ( Liquidity Risk )
Resiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat
berharga untuk dapat segera di perjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugiaan
yang berarti.
Terimkasih sudah berkunjung, mari berdiskusi di blog kami. Kajian Politik itu seru dan dinamis. Jadi, lihatlah disekeliling anda, fenomena politik akan senantiasa kita jumpai.
EmoticonEmoticon