Showing posts with label Marketing Politik. Show all posts
Showing posts with label Marketing Politik. Show all posts

Monday, March 13, 2017

Marketing Politik Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Tahun 2012

Kemenangan Jokowi-Ahok putaran pertama Pilkada DKI tak bisa terlepas dari marketing politik. Artinya, kemenangan Jokowi-Ahok adalah kemenangan marketing politik karenaberhasil membentuk pelbagai makna politis dalam pikiran para pemilih, menjadi oreantasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting marketing politik, menentukan pihak mana yang akan di coblos para pemilih di bilik suara. 


Rahasia kemenangan Jokowi-Ahok putaran pertama Pilkada DKI dapat dianalisis melalui marketing politik. Elemen dari marketing politik terdiri dari;person, policy, party dan pull marketing. Pertama, figur (person) atau ketokohan kandidat yang bertarung dalam Pilkada, kualitas (person) dapat dilihat dari dimensi kualitas instrumental, dimensi ’simbolis’ dan ”fenotipe optis”. 


Pasangan calon gubernur Jokowi-Ahok telah mampu mengelola semua elemen (person) dengan baik, contoh dimensi simbolis adalahbaju kotak-kotak merupakan keberhasilan Jokowi dalam membangun ‘branding’ dan ‘trend’ sebagai simbol kerakyatan, kesederhanaan dan berbicara apa adanya, termasuk membangun  simbol figur dengan mendukung mobil nasional Esemka semakin menguatkannya menjadi pemimpin yang punya narasi, visioner dan kapasitas.Keberhasilan pencitraan melalui simbol ”positioning”,  membentuk serangkain makna figur (person) Jokowi. Yang menariknya lagi  ketika Jokowi naik Metro Mini atau odong-odong, kelihatan berjalan alamiah. 


Sifat fenotipe optis, seperti yang muncul dari individu Jokowi yaitu sifat merakyat, efek refleks tanpa dibuat-buat dan sudah menjaditrah jiwanya. Jokowi mengirim pesan, kemudian pesan diterima oleh masyarakat  dengan antusias dan empati. Lain halnya ketika Foke naik Kopaja terlihat biasa-biasa saja bagi masyarakat, kerena tak ada kesan karena cenderung terlihat dipaksakan, narasi Foke naik Kopaja berbeda aura dan pesan yang diterima rakyat.Fenotipe optis potensi ini yang dimaksimalkan oleh Jokowi. Kedua,program kerja (policy). 


Rahasia kemenangan Jokowi-Ahok tak terlepas pelbagai pencitraan melalui keberhasilan program kerja yang mampu menyakinkan pemilih, sukses menjadi Walikota Solo dan dominasi Walikota terbaik dunia oleh “The City Mayor Foundation 2012,kebanggaan rakyat Solo dibuktikan terpilih untuk kedua kali. Program kerja di dalamnya terdapat kebijakan yang ditawarkan kepada kontestan jika terpilih nanti dan  sudah dibuktikan selama menjadi pemimpin sebelumnya, termasuk menyakinkan solusi terhadap sebuah persoalan yang ada di depan mata masyarakat Jakarta seperti banjir, macet, kemiskinan dan kriminalitas yang dikelola secara professional. Program kerja (policy) menawarkan kepada kontestan dengan pesan,  membawa masyarakat ke arah yang lebih baik, sekedar mencontohkan ”Jakarta Baru”. 


Keberhasilan output (policy) adalah pemilih tak mengubah pilihannya sampai pada hari pencoblosan dibilik suara. Ketiga,mesin partai (party), kekuatan mesin partai politik relatif tak terlalu dominan pengaruhnya terhadap kemenangan Jokowi-Ahok pada putaran pertama, namun yang lebih dominan cenderung  figur (person) Jokowi. Mesin Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  misalnya berjalan pada Pilkada DKI putaran pertama namun kenapa Hidayat Nur Wahid (HNW) kalah. HNW hanya dikenal pada tataran elite dan kader partai,  apalagi setelah menjadi ketua MPR nama HNW tak muncul alias menghilang, walaupun HNW figur yang sederhana dan bersih. Artinya kekuatan mesin partai tanpa figur (person) sulit untuk memenangkan Pilkada. 


Fenomena Faisal-Biem (indevenden) mengalahkan suara Alex Nono yang didukung partai sekaliber Golkar dan 11 Partai lainnya, sebab figur (person) Faisal relatif  lebih kuat. Itu artinya, mesin partai yang banyak dan kuat ternyata implikasinya juga tak  terlalu signifikan lantas menang dalam Pilkada. Keempat,iklan (pull marketing) adalah penyampaian produk politik dengan memanfaatkan instrumen media massa, media elektronik, spanduk dan baliho. Iklan yang massif di media televisi ditambah lagi dengan spanduk dan baliho yang hampir ada dimana-mana tak lantas membuat menang dalam Pilkada DKI. 


Perhatikan  pasangan Hidayat-Didik, Alex-Nono, dan Foke-Nara hampir setiap dinding dan tiang listrik tak absen foto kandidat tersebut. Berbeda sekali dengan Jokowi-Ahok yang relatif  lebih sedikit fotonya lewat poster, spanduk dan baliho yang terpasang sudut-sudut kota Metropolitan, namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Jokowi-Ahok bisa unggul putaran pertama Pilkada Gubernur  DKI Jakarta? Ternyata spanduk dan poster kandidat yang  terlalu banyak sehingga mengotori kota Jakarta relatif tak efektif, justru menimbulkan pesan tak empati. Nampak-nampaknya dari empat elemen marketing politik tersebut yang punya efek dominan pengaruhnya dalam kemenangan Pilkada adalah efek figur (person), itulah yang dimiliki Jokowi. 


Untuk Pilkada putaran kedua Jokowi-Ahok akan dihadapkan dengan kondisi-kondisi sulit dari rival. Pertanyaannya mampukah Jokowi-Ahok melewati masa-masa sulit tersebut seperti isu agama, etnis dan suku (SARA)?  Ahok beragama Kristen dan etnis Tionghoa,  akan dijadikan oleh rivalnya sebagai kampanye hitam. Isu SARA untuk 20 tahun yang lalu itu bisa, namun untuk zaman sekarang, justru berbahaya memainkan isu SARA justru akan mempertinggi kejatuhan yang memainkan isu SARA. Jakarta relatif lebih rasional dan cerdas, pemimpin yang punya kapasitas, narasi dan visioner akan memperkuat imunitas dari virus SARA. Pertarungan Foke-Jokowi pada pilkada putaran kedua mencerminkan politik Indonesia yang sesunguhnya,menjadi inspirasi baru Pilkada di daerah.

Tim Sukses Pemasaran Politik

Sebuah kegiatan pemasaran politik sebisa mungkin diawali dengan proses pembentukan tim kerja yang biasa disebut tim pemenangan atau tim sukses. Tim sukses biasanya direkrut dari tenaga-tenaga potensial sesuai tugas dan fungsinya, ataupun gabungan dari beberapa partai politik. Sebuah tim sukses biasanya terdiri dari: 

1. Penasihat

Penasihat berfungsi memberi masukan dalam hal strategi dan langkah-langkah yang perlu diambil oleh partai politik atau calon dalam mencapai tujuan, seperti memenangkan pemilu dan merangkul pihak-pihak yang menentukan dalam pemberian suara.  Para penasihat yang ditunjuk pada umumnya memiliki kematangan dan pengalaman sebagai politisi, dan mengikuti perkembangan dengan melihat dimensi-dimensi strategis yang tidak dilihat oleh orang lain. 


2. Tim Ahli

Tim Ahli adalah kelompok ahli yang diangkat menurut bidangnya. Biasanya tugas tim ahli adalah menyusun program yang akan dibawakan oleh calon, memberi substansi atau tema terhadap isi pidato yang akan dibawakan, dan memback-up  calon jika ada pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya. Tim ahli biasanya terdiri atas para ahli di bidang politik, ekonomi, keuangan, komunikasi, pertahanan dan kemanan, sosial budaya, kebijakan dan kerjasama luar negeri. 


3. Tim Riset dan Litbang

Tim riset dan litbang ialah kelompok para peneliti yang bertugas untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan partai, misalnya persepsi masyarakat terhadap citra partai, pendapat masyarakat terhadap kapabilitas calon yang diusung, peta politik pemilih, dan juga melakukan pelatihan-pelatihan untuk para kader dalam bidang-bidang yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja partai. 



Bagi yang ingin maju dalam pencalonan jabatan publik, seperti anggota legislatif, presiden, gubernur, bupati/walikota tidak hanya memerlukan banyak waktu, energi dan pendukung, tetapi juga memerlukan dana yang tidak kecil untuk mempromosikan diri, kebijakan dan pikiran-pikirannya. Oleh karena itu, seorang calon atau kandidat memerlukan tim pengumpul dana (fund rising) yang mengetahui sumber-sumber dana yang mereka bisa manfaatkan. Biasanya tim pengumpul dana memiliki hubugan baik dengan para pengusaha. 


5. Tim Kampanye

Tim Kampanye ialah mereka yang merencanakan dan menggerakan kampanye untuk memasarkan calon yang diajukan partai. Untuk menggerakkan kampanye, seharusnya ditunjuk seorang manajer kampanye yang memiliki keahlian dalam bidang perencanaan dan strategi komunikasi atau yang memeiliki pengetahuan di bidang politik dan sekaligus juga memiliki pengalaman dan hubungan baik denga media. Seorang manajer kampanye adalah orang yang bukan dicalonkan, melainkan mengkoordinasikan semua langkah dan strategi komunikasi untuk memenangkan calon atau partai politik yang diusung. 

Itulah bahasan kita tentang pengertian tim sukses pemasaran politik beserta susunan struktur tim sukses serta fungsinya. Semoga bermanfaat. 

Friday, February 10, 2017

Pengertian Pemasaran Politik

Pemasaran politik adalah sebuah konsep baru yang belum begitu lama dikenal dalam kegiatan politik. Pemasaran politik merupakan konsep yang diintroduksi dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pemasaran komersial, tetapi orientasinya lebih banyak pada tataran penyadaran, sikap, dan perubahan perilaku untuk menerima hal-hal baru. Cara penyebaran seperti ini dilihat dari konteks dan orientasinya disebut "pemasaran sosial" yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan istilah penyuluhan, sosialisasi, dan kampanye. 

Sunday, March 20, 2016

Marketing Politik Firmanzah

Firmanzah Ph.D salah satu penulis buku yang terkenal dengan kajian Marketing Politik-nya. Marketing politik merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu politik, implementasinya sangat rill diterapkan dalam politik praktis, utamanya dalam kontestasi pemilihan umum. 

Postingan kali ini adalah rangkuman intisari atau review point penting dalam buku karya Firmanzah Ph.D yang berjudul "Marketing Politik antara Pemahaman dan Realitas". 

Interaksi politik sgt dipengaruhi oleh sistem nilai menyangkut aturan & etika, institusi formal dan masyarakat #MarketingPolitik

Demokrasi kapitalisme. Politik sbg media mengakumulasi kapital atau kapital sbg alat mendapatkan kekuasaan #MarketingPolitik

Media punya peran penting dlm mempengaruih opini publik & merubah perilaku masyarakat #MarketingPolitik

Media dgn coverage area mjd alat kampanye yg efektif alat komunikasi publik  setiap parpol #MarketingPolitik

Betapapun objektif & independensi media, hrs diingat bhw pengasuh / pemilik media pasti punya ideologi tertentu #MarketingPolitik

Media internet tlh merevolusi cara berinteraksi & berpolitik utk berkomunikasi & membentuk opini publik #MarketingPolitik

Digital democracy digunakan utk rekrutmen, komunikasi, transfer ide, publikasi, iklan, pooling politik #MarketingPolitik

Ikatan antara kontestan politik & konstituen mengalami pergeseran dr ideologis ke program kerja #MarketingPolitik

Tawaran solusi dr parpol thdp persoalan bangsa mjd isu krusial khususnya bg pemilih non partisan #MarketingPolitik

Hadirnya fenomena golput krn gagalnya parpol memenuhi janji kampanyenya shg masyarakat apatis #MarketingPolitik

Parpol hrs mampu membangun hubungan relasional mlht peran strategis masyarakat & para konstituennya #MarketingPolitik

Pemilih adl mitra & sumber inspirasi bg parpol dlm mengembangkan program kerja & isu-isu politik mereka #MarketingPolitik

Hubungan relasional jk panjang hanya akan trwujud jika parpol konsisten dgn nilai, ideologi & program kerja #MarketingPolitik

Kepuasan masyarakat adl dimensi subjektif bkn objektif yg tergantung pd harapan akan janji di awal dgn realisasi yg dikerjakan #MarketingPolitik

Perspektif orientasi : internal oriented, market oriented, customer oriented & competitor oriented #MarketingPolitik

Produk politik » Intangible, dipilih dlm satu waktu pemilu, brand pemimpin & partai menyatu, tdk ada harga nominal yg dibayar saat memilih #MarketingPolitik

Konsep #MarketingPolitik (1) pemilih sbg subjek (2) masalah pemilih sbg program kerja (3) membangun trust pemilih

Loyalitas konstituen diraih dgn suatu ikatan emosional, ideologi & rasional melalui konsistensi gerakan #MarketingPolitik

Loyalitas tercermin dlm keterlibatan, ikatan & dukungan partisipasi aktif thdp suatu parpol #MarketingPolitik

Loyalitas jg yg mendorong keinginan, komitmen & tindakan konstituen utk merekrut orang lain memilih slh satu parpol #MarketingPolitik

Parpol hrs lbh byk belajar membuka diri & menempatkan masyarakat serta konstituen sbg subjek & partner mereka #MarketingPolitik

Parpol hrs berfungsi sbg agen sosial menjdkan alat kekuasaannya utk menciptakan masyarakat adil, makmur, sejahtera #MarketingPolitik

Parpol sbg pelayan publik hrs berorientasi pd perbaikan kondisi sosial masyarakat & tampil di depan dlm penyelesaian masalah-masalah publik #MarketingPolitik

Parpol hrs memiliki visi, misi, blueprint serta platform perjuangannya utk bisa tampil sbg agen pembaharuan #MarketingPolitik

Parpol adl entitas yg memiliki peran besar dlm menyelesaikan permasalahan bangsa & negara. Parpol bkn tempat mencari materi krn parpol adl harapan sosial #MarketingPolitik

Frame of analysis berupa ideologi, norma, nilai, paham yg dianut suatu parpol akan memberi perbedaan diantara parpol #MarketingPolitik

Perencanaan strategis. Sistematika dlm menetapkan strategi kampanye ... #MarketingPolitik

(1) Menetapkan tujuan kampanye & keterbatasan sumber daya yg dimiliki #MarketingPolitik

(2) Melakukan positioning base on keunggulan parpol utk pencitraan publik #MarketingPolitik

(3) Research, tows analysis utk tactical plan yg akan dikerjakan #MarketingPolitik

(4) Menseleksi target masyarakat yg disasar & tujuan aksi. Agar rencana aksi tepat sasara #MarketingPolitik

(5) Melakukan pengembangan program utk menguatkan persepsi publik #MarketingPolitik

(6) Creative strategy, dgn tujuan komunikasi politik bs diterima dgn baik oleh masyarakat #MarketingPolitik

(7) Strategi media, daya dukung & daya dorong membentuk opini publik & pencitraan #MarketingPolitik

(8) Monitoring kampanye & evaluasi atas perencanaan dan realisasi di lapangan #MarketingPolitik

Kebebasan berekspresi mrpn ciri masyarakat saat ini. Mk media internet hrs lbh diefektifkan guna komunikasi politik #MarketingPolitik

Fenomena keputusan politik terkait mobilisasi komprehensif faktor sosial, budaya, geografis, sejarah & psikologis #MarketingPolitik

Reputasi & kredibilitas parpol dpt menjadi jaminan bg masyarakat dlm hal yg menyangkut kualitas program kerja #MarketingPolitik

Ideologi adlh identitas yg menyatukan satu kelompok & mjd pembeda dgn kelompok lain #MarketingPolitik

Ideologi mliputi semua sistem, nilai, keyakinan, simbol, mitos, ritual & jargon yg trdpt dlm suatu struktur sosial masyarakat #MarketingPolitik

Pertimbangan pemilih dipengaruhi 3 faktor ; kondisi awal pemilih, media massa & parpol #MarketingPolitik

Tipologi pemilih cenderung memiliki dua orientasi : policy problem solving & ideology #MarketingPolitik

Konfigurasi pemilih base on policy problem solving & ideology ; pemilih kritis, rasional, tradisional, skeptis #MarketingPolitik

Perspektif orientasi : internal, market, customer & competitor #MarketingPolitik

Konsep pesan : (1) pemilih sbg subjek bkn objek, (2) permasalahan pemilih sbg program kerja, (3) membangun trust pemilih #MarketingPolitik

Riset pasar politik : (1) eksplorasi - menggali info, (2) deskripsi - memetakan, (3) sebab-akibat - variabel masalah #MarketingPolitik

Segmentasi politk : geografi, demografi, psikografi, perilaku, sosial-budaya, sebab-akibat #MarketingPolitik

Positioning politik : membangun image, menguatkan diferensiasi, menjaga accountability #MarketingPolitik

Sepuluh sikap masyarakat dalam proses membangun reputasi partai politik ... #MarketingPolitik

(1) Unaware » "saya tidak pernah mendengar partai politik ..." #MarketingPolitik

(2) Confused » "saya rasa saya pernah mendengar mengenai partai politik ..." #MarketingPolitik

(3) Recognition » "saya pernah mendengar partai politik ..." #MarketingPolitik

(4) Recall » "saya ingat partai politik ..." #MarketingPolitik

(5) Familiarity » "saya sering melihat & mendengar partai politik ..." #MarketingPolitik

(6) Image » "saya tahu partai politik ..." #MarketingPolitik

(7) Inclination » "saya akan mengikuti perkembangan partai politik ..." #MarketingPolitik

(8) Trial » "buktikan apa kontribusi partai politik ... untuk saya" #MarketingPolitik

(9) Dominant » "partai politik ... adalah partai politik pilihan saya" #MarketingPolitik

(10) Referral » "saya akan ceritakan kpd orang lain utk memilih partai politik ..." #MarketingPolitik

Marketing mix politik : product, promotion, price and place #MarketingPolitik

3 kategori product : party platform, past record & personal characteristic #MarketingPolitik

3 karakteristik produk politik : intangible product, value system, multi interpretable #MarketingPolitik

3 dimensi produk politik : personal / party / ideology, loyalty, mutability #MarketingPolitik

Promosi politik : slogan, jargon, & citra utk mengkomunikasikan ideologi, platform & program #MarketingPolitik

Harga dlm #MarketingPolitik mencakup harga ekonomi, psikologis sampai image nasional

Tempat dlm #MarketingPolitik berkaitan dgn sistem distribusi dlm berkomunikasi lgsg dgn pemilih

Segmentasi #MarketingPolitik » identifikasi dasar segmentasi pemilih & menyusun profil hasil segmentasi politik

Targetisasi #MarketingPolitik » menyusun kriteria pemilihan segment pemilih & memilih target segment pemilih

Positioning #MarketingPolitik » menyusun strategi positioning  & menyusun marketing mix di setiap segment politik

Model positioning #MarketingPolitik : riset pasar & isu politik, riset oposisi & lawan politik, penyusunan kebijakan, diseminasi pesan politik

3 Strategi #MarketingPolitik : Push Marketing - Pass Marketing - Pull Marketing

Push marketing » parpol memberikan stimulan kpd pemilih utk mendptkan dukungan #MarketingPolitik

Pass marketing » parpol menggunakan influencer individu / kelompok yg dpt mempengaruhi opini pemilih #MarketingPolitik

Pull marketing » membentuk image politik yg positif utk mempengaruhi pemilih #MarketingPolitik

Lima jenis trade-off dlm mengembangkan strategi #MarketingPolitik

(1) Apakah parpol akan memaksimalkan pemilih atau kebijakan #MarketingPolitik

(2) Apakah parpol lbh mempertahankan pemilih inti atau pemilih non partisan #MarketingPolitik

(3) Apakah parpol lbh memperjuangkan ideologi partai atau mengikuti selera keinginan pemilih #MarketingPolitik

(4) Apakah parpol lbh menekankan pd leader atau konstituen dlm tubuh partai #MarketingPolitik

(5) Apakah organisasi parpol diposisikan lbh sbg instrumen mekanis atau simbolis dlm kampanye pemilu #MarketingPolitik

Strategi mobilizing menekankan pd policy : reaktif, defensif, proteksi, internal orientasi, memperkuat #MarketingPolitik

Strategi chasing memaksimalkan pemilih : proaktif, R&D, merebut, eksternal orientasi, menarik #MarketingPolitik

Image politik adlh masalah persepsi, identifikasi & pelekatan secara rasional / emosional #MarketingPolitik

#MarketingPolitik adlh serangkaian aktivitas utk menanamkan image politik di benak masyarakat & meyakinkan publik

Membangun image politik : bth waktu lama, konsistensi kerja, persepsi opini publik, memori kolektif masyarakat #MarketingPolitik

Membangun image politik hrs dgn pendekatan kognitif (domain rasional) & afektif (dimensi emosional) #MarketingPolitik

Konstruksi image politik : aksi sadar + tdk sadar - komunikasi politik - pembelajaran & identifikasi sosial - image terekam #MarketingPolitik

Merubah image politik : penanaman citra baru ke publik, menggunakan media sg agen distribusi komunikasi, merubah perilaku lama #MarketingPolitik

3 strategi memperbaiki image politik : reframing, recalibrating, refocussing #MarketingPolitik

(1) Reframing » transformasi makna & pemahaman mengenai negatif image #MarketingPolitik

Reframing Infusing » menambal stigma negatif image & melekatkan dgn hal-hal yg bersifat positif #MarketingPolitik

Reframing Neutralizing » menolak keterlibatan & tanggung jawab atas negatif image yg terjadi #MarketingPolitik

(2) Recalibrating » membatasi &  melokalisasi brdsrkn standar magnitude (besar) & valence (bagus) pengaruh negatif image #MarketingPolitik

(3) Refocussing » mengalihkan perhatian publik dgn isu baru utk menutupi negatif image #MarketingPolitik

Memproteksi image politik : konsistensi gerakan, rasionalisasi pencitraan, idealisasi imajinasi publik #MarketingPolitik

Komunikasi politik bertujuan : conformist (pemahaman publik), mengurangi noise (gangguan) & idiosyncratic (pemaknaan yg berbeda) #MarketingPolitik

Redefinisi kampanye politik : short term menjelang pemilu & long term permanen berkelanjutan #MarketingPolitik

Redefinisi kampanye politik berarti interaksi politik yg hrs intens, komunikasi politik dua arah, fokus pemilih sbg subjek bkn hanya objek parpol #MarketingPolitik

Kampanye politik akan memiliki dampak loyalitas tinggi dibandingkan hanya kampanye pemilu #MarketingPolitik

Orientasi inward & outward looking dibutuhkan parpol utk kepedulian trhdp isu sosial di masyarakat #MarketingPolitik

Inward looking » prioritas kepentingan & tujuan partai yg dikemas dgn komunikasi program kerja ke publik #MarketingPolitik

Outward looking » paradigma sbg pelayan publik, stabilitas internal, ideologi partai yg kuat utk lbh dekat dgn publik #MarketingPolitik

Agenda nasional partai : inovasi program, orientasi solusi, konsisten, interaksi publik, realitas sosial politik, politik rakyat, peran politisi #MarketingPolitik

Demokrasi » equality - social base - trias politica - law enforcement - law of game - civil society #MarketingPolitik

Masyarakat kritis : marketing politik - edukasi politik - kesadaran politik - keterlibatan politik #MarketingPolitik

Negative effect : komersialisasi politik, manipulasi opini publik, fokus pd kampanye bkn pd demokrasi, konflik sosial politik #MarketingPolitik

#MarketingPolitik merupakan tools untuk mengkomunikasikan ideologi & program kerja parpol agar dipahami & didukung oleh publik


Saturday, November 7, 2015

Strategi Positioning Politik



Strategi positioning politik merupakan hal yang penting yang harus dilakukan partai politik, khususnya dalam kompetisi politik di pemilihan umum. Strategi positioning politik akan membantu pemilih dalam menentukan siapa yang akan dipilihnya, Ries & Trout, mendefinisikan Positioning dalam marketing politik sebagai semua aktivitas untuk menanamkan kesan di benak konsumen agar mereka bisa membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi yang bersangkutan (Firmanzah, 2011).

Dalam positioning, atribut barang dan jasa yang dihasilkan akan direkam dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen. Semakin tinggi image yang direkam dalam benak konsumen, maka semakin mudah pula mereka mengingat image tersebut, atau dalam istilah politik kita kenal dengan citra politik. Dalam konteks politik, image yang dimaksud misalnya kredibilitas seorang politisi, track record, pendidikan, dan reputasi semuanya dapat digunakan sebagai media positioning politik.

Sesuatu yang berbeda (diferensiasi) perlu diditegaskan dalam positioning politik, karena akan memudahkan masyarakat dalam membedakan produk satu partai dari partai lainnya, sehingga tertanam dalam benak masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, terdapat permasalahan mendasar dalam positioning politik adalah penciptaan image yang konsisten yang mengerucut pada suatu tema tertentu dimana image politiknya terdiri dari program kerja partai, isu politik, dan image pemimpin partai.

Dalam strategi positioning politik pun sama halnya dengan bauran marketing politik yakni harus memiliki segmentasi pemilih dalam positioning-nya. Segmentasi atau pemetaan ini penting dilakukan untuk mengingat institusi politik yang diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih. Smith dan Hirst (dalam Firmanzah, 2011) berpendapat bahwa institusi politik perlu melakukan segementasi politik, disebabkan ada beberapa hal. Pertama tidak semua segmen pasar bisa dimasuki, sumber daya politik partai yang terbatas, dan yang terakhir terkait dengan efektifitas program komunikasi politik yang akan dilakukan.

Berikut adalah bagan segmentasi dan positioning politik sebagaimana dikemukakan oleh Smith & Hirst :

Dari bagan diatas, terlihat dengan jelas bagaimana langkah-langkah yang dapat digunakan untuk  mengaitkan segmentasi, targeting, dan positioning. Menurut Bartle & Griffith, kontribusi penting ilmu marketing dalam domain politik adalah aktivitas yang terkait dengan segmentasi (Firmazah, 2011).

Penulis : Yoghi Kurniawan Prathama, S.IP.

Daftar Bacaan :

Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik (Konsep, Teori, dan Strategi). Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Firmanzah, (2012). Marketing Politik (Antara Pemahaman dan Realitas).Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
_________,( 2011). Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta :Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Nursal, Adnan. (2004). Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD,Presoden.Jakarta: PT.GramediaPustaka
Sugiono, Arif. (2013). Strategic Political Marketing (Strategi Memenangkan Setiap Pemilu dengan Menempatkan Pemilih Sebagai Penentu Kemenangan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

  Baca Juga : Teori Marketing Politik